Senin, 25 November 2019


Keterangan Buku:
Judul                     : Corat-coret di Toilet
Penulis                 : Eka Kurniawan
Setter isi              : Fitri Yuniar
Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : April 2014
Tebal                     : 124 hlm.
ISBN                      : 978-602-03-0386-4

Peter Pan

 Sebuah kumpulan cerpen yang menceritakan fenomena di era tahun 2000. Dimana pada era ini pemerintah memerintah dengan leluasa dan para mahasiswa mencoba untuk menegakkan revormasi. Dalam cerpen - cerpennya Eka Kurniawan menceritakan sebuah fenomena - fenomena rvormasi dengan gaya yang berbeda dan dapat diterima oleh khalayak umum. Dimana gaya yang di balut kedalam ceerita membuat orang kan berfikir kalau pada jaman itu belum adanya kebebasan berpendapat, perjuangan mengutarakan pendapat, dan kemalangan nasib ketika berpendapat.
Begitulah Peter Pan berjuang, hingga suatu waktu     "sebagian besar mahasiswa, buruh, para pedagang, pegawai kantoran, dan bahkan para pegawai negeri mulai turun ke jalan secara serempak. Mereka berkumpul  bersama dalam satu kesepakatan bahwa sang diktator  memang tak layak lagi dipertahankan." Kutipan dari cerpennya yang berjudul Piter Pen  ini
Terlihat begitu jelas bahwa ia menginginkan sebubuah perubahan, dia terus berjuang menghasut dan memberi wejangan kepada masyarakat bahwa mereka sedang terkurung didalam sangkar dan tak bisa keluar. Mereka kurang mendapatkan keadilan dan hanya bisa diam meratapi keadaan.   Dalam cerpen ini mengisahkan seorang yang bernama Piter yang terus berjuang, hingga akhirnya masyarakat dan mahasiswa pun mendengar seruan seruan itu. Walau dia semakin hari semakin tak di kenal tapi ambisinya untuk mendirikan perang griliya untuk meruntuhkan masa itu berbunga. Hanya sayangnya setelah dia berhasil melakukannya, dia ditangkap oleh sekelompok orang di depan mata sang kekasih, yang membuat kekasihnya tak henti kesepian hingga tanggal di janjikan ya pernikahan mereka.
  Dari cerpen ini penulis inggin mengambarkan suasana pada era dimana masyarakat, mahasiswa tidak boleh berpendapat, tidak boleh menyalurkan aspirasinya dapat dilihat, ketika tokoh Piter pen ini di tangkap dan tidak tau di bawa kemana, menunjukan bahwa pada cerpen ini menjelaskan jika ada yang Perpres siap untuk di eksekusi

dongeng sebelum bercinta

Di cerpen yang lainnya, seperti cerpen berjudul dongeng sebelum bercinta juga menjelaskan tentang seseorang yang tidak merdeka. Dia menceritakan kemalangan gadis yang merasa tidak merdeka, karena perjodohan orang tuanya. Dan dia inggin bebas dari kekangan tersebut. Hal ini menunjukan pada era 2000 anemang belum sepenuhnya orang - orang merasakan kemerdekaan dan mereka hanya merasakan hal yang mengikat aturan terhadap mereka.
  Dalam cerpen ini, menceritakan bahwa tokoh di jodohkan dengan orang yang sering bermain dengan dia sejak kecil, disini terlihat suasana hati tokoh yang terpaksa menerima perjodohan, tidak bisa menolak, atau pun mengekang perjodohan tersebut. Sampai pada suatu ketika ia meminta kekasihnya untuk membawanya lari, tapi hasilnya sang kekasih tak bisa berbuat apa - apa. Bahkan sang kekasih  pun  pergi begitu saja. Yah jelas hal ini yang membuat tokoh harus menerima perjodohan itu .
Akhirnya dia menikah dan disertai janji, jika inggin bercinta sang suami harus mendengarkan dongengnya sampai tuntas. Di sini di ceritakan bahwa dongeng yang di bawakan tak berujung darinhari Kejari dongeng yang sama terus di ceritakan. Sampai pada saat tokoh menceritakan semuanya kepada sahabatnya. Saran dari sahabatnya pun dia harus menyelesaikan dongengnya sampai selesai, dan segera bercinta dengan sang suami. Dan disinilah pengakuan si tokoh bahwa dia tak perawan lagi, makanya dia takut untuk menyelesaikan dongeng itu. Dia bercerita bahwa selama berpacaran dia selalu berdongeng sebelum bercinta.
  Disini dapat di lihat bahwa penulis inggin menceritakan pada masa dahulu, tak ada yang bisa di tentang, susah berpendapat, dan jika sudah di ucapkan maka harus dilakukan. Dan tokoh yang Perpres dengan itupun tak bisa berbuat apa - apa. Dia hanya terlihat pasrah dan tak memberotak sedikitpun.

coret - coret di toilet

 Ini juga dapat di lihat di cerpen cerpen lanjutannya tentang coret - coret di toilet di sana penulis menceritakan pendapat - pendapat yang di tampung di dinding toilet. Yang menunjukan belum adanya kesetabilan dari kebebasan berpendapat. Dimana mereka hanya dapat berpendapat di dinding - dinding toilet yang mengambarkan keingginan untuk bebas dari kekangan.(Dengan sebuah pena, ia membuat tanda panah dari
kalimat yang terbaca, dan menulis, membalas, ”Jangan
memprovokasi! Revolusi tak menyelesaikan masalah.
Bangsa kita mencintai kedamaian. Mari melakukan perubahan secara bertahap.”) disini tertera sebuah kalimat ajakan yang membuat pembacanya menilai bahwa cerita ini akan bertujuan untuk membawa pbaca ke era dimana belum terjadi kebebasan berpendapat.
  Dan ini adalah gambaran dari kumpulan cerpen Coret - Coret di Toilet.  Di cerpen ini penulis menjelaskan suatu momen ketika pendapat tak bisa diutarakan. Membuat mereka menulis dan terus menulis didinding dinding toilet itu. Di dalam cerpen ini di jelaskan ada yang berpendapat dan ada juga tulisan tulisan iseng yang di torehkan pada dinding toilet yang polos  pada akhir cerpen di jelaskan jika ada yang akhirnya angkat suara bahwa, jika mau beraspirasi maka ungkapkan, jangan membuat kekacawan di dinding yang tidak bersalah itu.
 Disini adalah gambaran jika pada masa di tulikanya cerpen ini semua pendapat tak bisa di ucapkan . Semua pendapat hanya bisa di simpan didalam hati, dan tiada bisa untuk direalisasikan. Semuanya hanya berujung pada aspirasi yang tak pernah selesai.
 Jadi menurut saya kumpulan cerpen ini sangat bagus untuk pengetahuan. Siapapun yang membacanya harus baca sampai akhir supaya mengerti apa pesan dari penulis terhadap cerpen yang di tulis oleh penulis. Dan ungkapan terakhir dari saya.

Teman Kencan ( halaman 30)
Pada bagian ini penulis menceritakan kisah tentang seorang lelaki yang kesepian di kos saat malam minggu tiba. Nasib sial memang sedang menghampiri dirinya. Kuliahnya terbengkalai karena saat itu sebagai mahasiswa ia ikut serta dalam menumbangkan diktator masa orde baru, ayah dan ibunya jauh di kampung halamannya sana, dan kekasihnya pergi meninggalannya. Lelaki itu bertekad untuk memulai kuliahnya lagi, saat ini karena masih malam minggu lelaki itu berniat mencari perempuan untuk diajaknya berkencan. Lelaki itu lalu mengingat gadis bernama Nurul, lalu ia mendatangi telepon umum untuk menelponnya. Tetapi Nurul sedang berkencan dengan lelaki lain. Ia tidak putus asa, dirogohnya uang receh untuk menelpon teman perempuan lainnya, Sophia.  Sayangnya lelaki itu hanya menerima jawaban dari operator. Lelaki itu pergi meninggalkan telepon umum, bergerak menuju angkringan dan memesan nasi bungkus dan teh jahe,juga ditemani dengan rokok. Angkringan sepi, lelaki itu membaca berita bekas bungkusan nasi. Berita tentang seorang artis Desy Ratnasari yang menikah. Senyum artis itu mengingatkannya pada mantan kekasihnya dulu, namanya Ayu.
 Kerinduan tanpa permisi datang menghampiri lelaki itu. Lalu ia bertekad untuk menghubungi Ayu, ia tidak mau kembali lagi kos sebelum berhasil berkencan dengan perempuan. Setelah membayar makanan di angkringan, lelaki itu kembali menuju telepon umum. Merogoh sisa uang receh yang ia punya. Panggilan diterima, namun bukan Ayu yang menjawab, melainkan orang lain. Orang itu memberi tahu jika perempuan yang bernama Ayu sudah pindah. Lelaki itu bertanya apakah orang itu punya nomor telepon Ayu, dan beruntungnya orang itu punya.  Lelaki itu memencet nomor Ayu, dan berhasil. Ayu yang mengangkat telponnya. Candaan hangat Ayu masih sama, lelaki itu mendatangi rumah Ayu. Betapa bahagianya ia, sayangnya itu tidaklah lama. Sampai mereka bercakap-cakap dan Ayu mengatakan kondisinya saat ini, yang justru membuat laki-laki itu kecewa.
Cerpen teman kencan bercerita tokoh yang menyedihkan akibat urusan revolusioner, ada percakapan menarik tokoh dengan mantan kekasihnya pada halaman 34-35
“Masya Allah, apa kabar sayang? Kau di Yogya? Sehat-sehat saja? Masih hidup?”
“Aku baik-baik saja.”
“Tidak diculik?”
“Tidak.”
“Tidak ditembak?”
“Tidak.”
Percakapan tersebut seperti megulas balik masa orde baru yang dipenuhi tindakan kejam bagi para penentangnya. Juga terdapat sisipan lelucon untuk menghidupkan tokoh utama yang kesepian. Terdapat dihalaman 30-31
Wajah cantik seorang gadis tiba-tiba muncul di otakku, seperti potongan klip iklan yang memotong secara kurang ajar sebuah acara televise. Ia tersenyum menawarkan diri, “Kencanilah aku, bebas ketombe dan bisa menghilangkan sakit hati. Jika sakit berlanjut, segera hubungi dokter.”  Selain terdapat lelucon, dalam cerpen ini Eka Kurniawan juga mengajak pembaca untuk mengingat kembali masa reformasi. Di dalam cerpen memang diceritakan jika mahasiswa tidak memberikan apa-apa baginya saat berusaha menumbangkan rezim orde baru, seperti yang ia tulis dalam cerpen sebelumnya. “Terlalu mahal untuk hasil yang tak ada artinya.”
Tetapi menurut saya,peralihan masa orde baru menuju reformasi memberi pengaruh pada masyarakat. Reformasi memberikan hak kebebasan berkumpul dan berpendapat, tidak hanya itu reformasi juga memberikan batasan masa jabatan presiden yang berarti presiden hanya memiliki dua kali masa jabatan, dengan adanya pembatasan ini bisa menghindari kekuasaan yang bersifat langgeng. Selanjutnya adanya kebebasan pers. Di era orde baru hanya media yang pro dan pendukung pemerintah saja yang diperbolehkan ada, sebaliknya jika yang kontra dan mengkritik pemerintah harus dibungkam. Hal semacam inilah yang membuat masyarakkat memberontak, di masa orde baru orang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Era reformasi memberi kebebasan pers, bahkan sampai saat ini kita masih bisa merasakannya. Kebebasan pers dapat memberi perubahan pada pemerintah memalui pendapat dan kritik masyarakat, namun harus diketahui kritik dan pendapat yang disampaikan harus sesuai dengan tata krama. Reformasi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan melalui program pemerintah yang sukses, coontohnya transmigrasi, KB, berkurangnya buta huruf, swasembada pangan, gerakan wajib belajar, dan berkurangnya pengangguran.

Rayuan Dusta untuk Marietje (halaman 38)
Cerpen ini menceritakan tokoh Aku yang datang ke Batavia menjadi prajurit bayaran. Padahal ia hanya berbohong karena ia tidak memiliki apapun lagi. selain miskin, tokoh Aku juga yatim piatu. Ia mengarungi samudera hanya untuk datang ke tempat antah berantah yang kata orang  Hindia Belanda menjanjikan segalanya, semuanya tercukupi, sayangnya tokoh Aku tidak punya pacar. Ia kesulitan mencari pacar dengan tipe bule, teman-temannya berpacaran dengan pribumi yang hitam, dekil, bodoh, sedangkan tokoh Aku tidak berselera. Dulu ia punya teman di Belanda namanya Marietje, mereka penah bekerja bersama di toko roti. Tokoh Aku mencintai Marietje, teman tokoh Aku yang mendengar kisah sedihnya memberi saran untuk mengirimi Marietje surat dan undang saja ke Hindia Belanda. Tokoh Aku putus asa karena Marietje tak mungkin datang karena jarak tempat Marietje dengannya jauh, saat tokoh benar-benar merasa putus asa, terdengarlah berita bahwa Terusan Suez dibuka. Tokoh Aku mengirim surat berharap Marietje datang, namun ia tidak juga datang. Disurat berikutnya dikatakannya Hindia Belanda kaya, dan ia akan menaklukan seluruh daratan dan lautan Hindia Belanda, mengambil harta karunnya, dan berkuasa diatasnya. Ternyata surat itu benar-benar membuat Marietje datang dan menagih semua yang dijajikan tokoh Aku.
Selain bercerita tentang era reformasi cerpen karya Eka Kurniawan juga membahas masa kolonialisme antara lain Rayuan untuk Marietje dan Siapa Kirim Aku Bunga. Pada cerpen Rayuan Dusta untuk Marietje diceritakan sebagaimana masyarakat Eropa berwatak kolonial pada umumnya, tidak menyukai gadis pribumi, dan ingin mempertahankan darah aslinya, maksudnya tokoh Aku tidak ingin kebodohan orang-orang pribumi bercampur dengan darah Belanda yang pada kala itu lebih berkuasa dalam bidang apapun. Seperti dalam ungkapan yang dikatakan tokoh Aku.
Kawan-kawanku sering meledek keegoisanku untuk memiliki kekasih bule, tapi dengan terus terang kukatakan pada mereka bahwa aku ingin menjaga kemurnian darahku. Darah Eropa dengan keluhuran peradaban, pengetahuan, filsafat, dan tetek-bengeknya. (halaman 39)
Penulis menceritakan begitu detail tentang orang-orang Belanda yang merampas segala kekayaan alam dimuka bumi nusantara. Tentang niat mereka yang berkuasa hanya karena ingin membahagiakan perempuan Belanda yang dibutakan kekayaan, juga karena kebodohan penduduk pribumi yang tidak bisa mengolah harta karun dinegerinya sendiri. Orang-orang Belanda dengan sangat senang hati hidup dengan segalanya, dengan emas dan permata yang belum digali, hidup ditanah luas tidak seperti di Belanda yang tanahnya sempit, juga rempah-rempah yang berlimpah. Dapat dilihat dari pernyataan tokoh pada halaman 46-47.
Maka bersama pemuda-pemuda Belanda yang gagah berani, aku mengangkat senjata. Berperang di barat dan di timur, menaklukan seluruh negeri antah berantah ini. Memang ada perlawanan hebat, tapi kami selalu menang! Sejarah kemudian mencatat kami Berjaya di tanah bar-bar tersebut. Bendera kerajaan Belanda berkibar di seluruh pelosok, merah, putih, biru. Kami mempersembahkan negeri kaya raya ini untuk Raja dan Ratu kami yang mulia. Oh tidak, tentu saja untuk kekasih-kekasih kami tercinta. Dan bagiku sendiri, terutama untuk Marietje tersayang, yang sudah tak berjerawat dan sedikit agak pintar. Begitulah cerita penaklukan kami yang gilang-gemilang. Penaklukan di atas kebodohan makhluk-makhluk negeri tak bernama ini-kami sendiri yang kemudian memberinya nama Hindia Belanda.
Meskipun selalu disebut sebagai manusia bodoh yang belum memiliki teknologi maju, orang-orang pribumi senantiasa melakukan perlawanan untuk mengusir orang-orang Belanda yang menguasai negerinya, walaupun perlawanan yang mereka lakukan gagal tetapi perlawanan mereka menciptakan manusia-manusia yang gigih, pantang menyerah, serta menumbuhkan semangat persatuan yang tinggi. Hingga pada akhirnya Belanda dapat ditumpas, meski dalam jangka waktu yang lama.

Hikayat Si Orang Gila (halaman 48)
Cerpen ini menceritakan tentang orang gila yang kelaparan ditengah-tengah konflik, ia tidak bisa makan karena orang yang biasa memberinya makan pergi mengungsi ke tempat yang jauh dari konflik bersenjata. Ia berusaha mencari makan mengais tong sampah, namun karena kota kosong tidak berpenghuni maka si orang gila tetap kelaparan. Cerita Hikayat Si Miskin mungkin saja menceritakan tentang dampak dari Darurat Operasi Militer (DOM) yang terjadi di Aceh, dan sebenarnya dampak tersebut dirasakan oleh warga sipil. Dan dalam cerpen ini diwakilkan oleh orang gila. Dari rumah ke rumah si orang gila mencari makanan dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, tapi tak kunjung juga menemukan. Yang ia tahu hanya ada segerombolan orang yang bernyanyi-nyanyi dengan senang atas apa yang terjadi di tempat itu. Juga suara tembak menembak yang tak kunjung berhenti.
Si orang gila mendengar suara tembakan dari daerah seberang, ia berjalan terseok menuju tempat itu. Mungkin saja orang dengan senapan bisa memberi makanan untuk perutnya yang menyedihkan. Tapi sayang ia tak mendapat apa-apa. Seluruh rumah hancur, tidak ada yang bisa diharapkan. Tetapi ada satu rumah yang masih utuh, sayangnya rumah itu tidak meninggalkan jejak apapun. Si orang gila terkapar dalam rumah tersebut, berharap ada bantuan makanan datang. Namun tak kunjung ia dapatkan.
Dari cerita di atas kita dapat menyimpulkan betapa sengsara kehidupan warga sipil, akibat teror dan kekerasan konflik bersenjata. Belum lagi munculnya Gerakan Aceh Merdeka yang menjadikan warga sipil dalam situasi DOM Aceh berarti menjadi penghianat dari kedua kubu yang berkonflik. Banyaknya korban jiwa, pengusuran, penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan kebrutalan tentara juga diceritakan dalam cerpen ini. Terdapat pada halaman 55.
Orang-orang itu mulai masuk menggeledah setiap rumah sambil berteriak-teriak, dan setelahnya rumah-rumah itu dibakar, menyisakan puing-puing dan bara dan abu. Memang bagi seseorang prajurit tiada yang menyenangkan daripada memperoleh rampasan perang dan itu mereka perlihatkan tanpa malu-malu. Secepat mereka datang, secepat itu pula mereka pergi. Membawa apapun yang dapat mereka bawa. Pergi mencari lading perburuan yang baru.
Dikaitkan dengan kondisi nyata, memang konflik bersenjata sering kali berpindah-pindah tempat. Semua daerah mendapatkan dampak buruk meski daerah tersebut tidak memiliki sangkut paut dengan masalah yang terjadi. Pemerintah berusaha untuk meredam konflik, tetapi tidak dapat mengakhiri konflik, justru melahirkan gerakan separatis, ditambah orang-orang yang berkonflik tidak senang dengan pemerintah. Hal itulah terjadi sebagai aksi balasan atas tindakan represif tentara pemerintah.
Si Cantik Yang Tak Boleh Keluar Malam (halaman 57)
Cerita ini bermula ketika Si Cantik yang sudah berumur tujuh belas tahun meminta diizinkan keluar malam, sebagai hadiah terindah yang menurutnya paling layak. Namun yang terjadi tidak sesuai keinginan Si Cantik. Ia berharap bisa ,emhadiri pesta teman-temannya, atau berkemaah di pinggir pantai, atau nonton konser, atau apapun menghabiskan malam di luar rumah bersama para sahabatnya. Ketika kebosanan mulai menyumbat semua seleranya, ia akhirnya memberanikan diri bicara kepada ayahnya kembali. Si Cantik mengatakan kepada ayahnya jika ia sudah besar, ia ingin kadang-kadang mengobrol dengan teman-temannya. Ayahnya mengatakan bahwa Si Cantik bisa mengobrol dengan temannya menggunakan pesawat telepon dan boleh mengobrol dengan temannya sepuasnya ytanpa harus keluar malam. Si Cantik melakukan berbagai usaha sampai membuat keributan di rumah dengan teman-temannya namun usahanya sia-sia, ayahnya tetap tidak mengizinkan ia keluar malam. Penderitaan itu semakin menjadi-jadi ketika menjelang hari kenaikan kelas, ia jatuh cinta kepada seorang pemain teater sekolah.sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, acara kenaikan kelas selalu dihiasi berbagai macam acara kesenian murid. Dan laki-laki itu, konon akan memerankan Romeo dalam salah satu drama termashyur Shakespeare yang diadaptasi total oleh kelompok teater anak-anak kelas dua menjadi tontonan yang penuh lelucon dan banyolan serta akhir yang tidak terlalu tragis.
Si Cantik dan si Romeo ternyata sekelas dalam les Inggris. Dan pada minggu kedua sejak latihan pertama Romeo and Juliet, mereka sudah begitu akrab. Tanpa basa-basi yang bertele-tele si Romeo bilang kalau ia jatuh cinta kepada Si Cantik. Si Cantik dengan gugup dan muka pucat menjawab bahwa ia ingin Romeo memberikan waktu untuk memikirkannya. Berhari-hari semenjak itu, si Romeo terus menerus menanyakan apakah cintanya dibalas atau tidak, namun Si Cantik terus berkata agar Romeo menunggunya. Pada malam pentas seni kenaikan kelas sekolahnya, Si Cantik diam-diam merencanakan suatu rencana. Ia hendak menemui Romeonya dan membalas cintanya. Pentas Romeo and Juliet yang sederhana itu ditonton hamper seluruh teman-temannya. Dadanya bergetar hebat. Jika pentas itu berakhir, ia akan segera berlari ke belakang panggung menemui Romeo yang dirindukannya. Sementara aula dipenuhi suara tepuk tangan dan jeritan histeris gadis-gadis, Si Cantik tergopoh-gopoh berlari keluar dan memutar ke balik panggung. Ia mencari-cari Romeo, akhirnya ia temukan Romeo keluar dari bilik bersama Juliet. Keduanya berjalan bergandengan tangan dan masih mengenakan kostum panggung mereka. Si Cantik berlari menyongsong dan menghadang mereka. Si Cantik menyapa Romeo. Seketika meraka berdua berhenti dan Romeo menyapa Si Cantik. Si Cantik  memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Romeo.
“Sayang, aku mencintaimu”
Kesunyian menyergap mereka bertiga sesaat. Romeo memandang Si Cantik, lalu memandang Juliet. Juliet memandang Si Cantik dengan pandangan bingung. Akhirnya setelah beberapa waktu saling pandang, Romeo berkata bahwa Si Cantik terlambat, karena Romeo Dan Juliet memutuskan untuk melanjutkan kisah cintanya di luar panggung. Romeo dan Juliet kemudian berlalu, Si cantik menatapnya dalam pandangan yang kabur karena air mata yang tumpah tak tertahankan sampai semuanya terasa gelap dan kosong. Sejak malam itu, konon Si Cantik tak pernah kembali ke rumahnya. Beberapa orang masih sering melihatnya malam-malam di pub dan diskotek, atau di lobi sebuah hitel. Ada desas-desus ia menjadi kupu-kupu malam. Tapi sebagian orang lebih percaya kalau ia mati bunuh diri dan yang sering terlihat itu konon hantunya yang masih penasaran.
Menurut saya cerita ini memberikan pelajaran bahwa seorang anak pun pasti juga menginginkan kebebasan jika terus menerus dikekang akan membuat anaknya menjadi tertekan dan merasa tidak percaya diri. Dan anak pun melakukan hal yang nekat karena merasa ia tidak akan diperbolehkan melakukan apa yang diinginkannya, sehingga ia menjadi anak yang nekat. Karna merasa tertekan. Namun orang tua melarang pasti juga tidak ingin anaknya kenapa-kenapa dan juga untuk kebaikan anaknya kedepannya.

Siapa Kirim Aku Bunga? (halaman 67)
Menceritakan kisah tetang Kontrolir Henri yang terjadi di Hindia Belanda pada akhir tahun 20-an. Kisah cintanya yang menyedihkan, menjadi dongen turun-temurun. Kisah itu sendiri berawal dari bunga-bunga misterius yang dikirim seseorang kepadanya. Bunga-bunga mawar misterius itu pertama kali ia dapatkan di meja langganannya di restoran milik sahabatnya. Buket yang terdiri dari beberapa tangkai bunga mawar itu tergeletak begitu saja di atas meja. Ada secarik kertas terselip di antara tangkai-tangkai bunga itu, bertuliskan satu kalimat pendek yang kemudian banyak mengubah hidupnya. “Untuk Henri”.ia menoleh ke sana-kemari dan mendapati seorang gadis penjual bunga di muka restoran. Ia gadis bumiputera, asli Jawa. Henri bertanya kepada gadis penjual bunga itu siapa saja yang membeli bunga-bunganya. Gadis itu berkata bahwa yang membeli ada sinyo-sinyo dan noni-noni
Ketika Henri bertemu dengan para sahabatnya mereka membicarakan masalah politik. Ternyata pemerintah sudah bisa menegakkan kembali rust en orde. Beberapa yang jij sudah kirim ke penjara, tapi juga ke Boven Digoel. Hingga malam pun dating, ia dengan putus asa ia meletakkan bunga mawar itu di atas meja di samping tempat tidurnya. Ia nyaris gila dibuatnya. Henri sering kali menatap gadis penjual bunga tersebut dan lama kelamaan henri menjadi akrab dengan gadis penjual bunga. Dan ketika ia merasa tak sanggup lagi menahan wabah cintanya, ia memutuskan untuk mendekati gadis itu, di depan restoran di sore hari, tepat seperti pertama kali ia berjumpa. Ia membeli seikat bunga mawar yang indah darinya.
“Untuk Meneer, tak usah dibayar,”
Henri bertanya “Kenapa aku tak boleh membayar?”
“Bunga itu lambing cinta, dan kau manusia yang kering cinta. Sudah selayaknya kau peroleh banyak-banyak bunga.” Kata gadis itu.
Henri bertanya lagi “Mengapa kau menjual bunga?”
“Untuk Republik” jawab si gadis.
Henri kiemudian menyatakan cintanya kepada si gadis penjual bunga, karena ia telah mengetahui bahwa gadis tersebut yang selalu mengiriminya bunga mawar. Namun gadis penjual buga tersebut mengatakan bahwa Henri harus menemui kedua orang tuanya untuk memminta izin. Namun ketika Henri menanyakan dimana keberadaan kedua orang tua si gadis tersebut namun tak disangka jawaban si gadis membuat Henri terkejut. Bahwa kenyataanya kedua orang tua si gadis berada di Boven Digoel dan yang telah mengirim mereka adalah si henri sendiri. Beberapa waktu setelah itu, ia pulang ke negeri Belanda membawa luka cintanya yang menyedihkab. Ia mengakhiri hdiupnya dengan meminta sebuah took bunga mengiriminya seikat mawar merah di pagi dan sore hari san dengan keputusan doket yang mengatakan bahwa ia menderita skizofrenia.
Menurut saya cerita ini bagus. Cerita ini menceritakan tentang kehidupan masa lalu karna pada masa itu semuanya dikuasai oleh Hindia belanda. Sekolah, volkksraad, surat kabar semuanya diberikan Belanda, sehingga membuat rakyat pribumi hanya menjadi bawahan saja. Dan jika ada rakyat pribumi yang melakukan kesalahan akan dikirim ke Boven Digoel. Cerpen ini bahasa nya juga mudah dimengerti.

Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti (halaman 77)
Menceritakan tentang Si bandit Kecil Pencuri Roti yang sering dibicarakan di kota kami. Ia baru berumur sepuluh tahun. Ceritanya sendiri sudah lewat beberapa tahun yang lalu, ketika took-toko masih belum sebanyak sekarang danpak polisi masih bersikap ramah terhadap warga kota. Ia bocah gesit, ia juga periang, bermain dengan semua anak sebaya, dan rajin pula membantu orang-orang sehingga penduduk kota sesungguhnya sangat menyayanginya. Bahkan para penduduk menawarkan agar ia tinggal berasama mereka atau untuk masuk sekolah namun ia lebih memilih tinggal di hutan kecil di pinggiran kota, dan menjadi bocah paling bebas dari dinding-dinding sekolah dari pukul tujuh pagi sampai satu siang. Asal-usulnya sendiri memang tak begitu jelas, ia sudah ada di sini, sejak masiih kecil sekali. Tanpa ayah, tanpa ibu, dan tanpa rumah. Ia berumur sepuluh tahun ketika kota mengalami kemajuan. Toko-toko baru bermunculan, semuanya berubah. Kota ini menjadi kota yang begitu cantik. Tetapi diantara orang-orang yang berbbahagia dengan perkembangan kota, justru adalah Si Bandit Kecil sendiri. Kemajuan kota sesungguhnya lebih banyak kami kenal dari kisah-kisah Si Bandit Kecil sahabat kami, karena ia bisa pergi kemanapun ia mau.
Tapi ternyata ulahnya itu membuat warga kota resah terhadapnya.orang-orang mulai tak menyayanginya, dan para orang tua mulai melarang kami bermain dengannya. Pada saat itu ia mulai dipanggil dengan nama Si Bandit Kecil. Bayangkan ia mencuri roti di sebuah toko roti. Kami mendatangi tempat persembunyiannya. Tapi ketika kami sampai ia menawari roti-roti curian itu. Demikianlah ia kemudian semakin dikenal di kota kami sebagai Si Bandit Kecil Pencuri Roti. Para penjual toko roti sangat marah dan mealporkan ke polisi agar polisi menangkapnya. Sejak saat itu ia menjadi buronan polisi. Suatu malam, dua orang polisi dikirim untuk menelusuri hutan kecil itu, mencarinya jika ia ketemu. Ketika di hutan kedua polisi berbincang-bincang mengatakan bahwa SI Bandit Kecil membuat polisi sesibuk ini. Salah satu polisi berkata,
“Andai saja bocah itu punya seorang ibu yang mengurusnya…”
Tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas pohon cokelat tepat di hadapan kedua polisi itu.
“A-apa kata kalian abrusan?”
Kedua polisi saling pandang, sambil mengarahkan senter ke muka si bocah.
“Kalian bilang aku punya ibu?”
Untuk kedua kalinya, kedua polisi saling pandang. Dan si bocah itu berlutut dengan kedua tangannya terdekap di dadanya. Ia menangis tersedu-sedan kemudian ia berkata,
“Bapak polisi, antarkan aku kepada ibuku. Aku ingin punya ibu sendiri yang akan membawaku pergi ke pasar malam. Aku ingin punya ibu sendiri yang akan memberiku rumah. Aku juga ingin punya ibu sendiri yang akan memberiku uang untuk membeli roti sehingga aky tak perlu mencurinya…”
Ia masih menangis dan tangisannya semakin meraung-raung ketika kedua polisi itu menangkap tanganya, memborgolnya, dan menyeretnya ke kantor polisi saat itu.
Menurut saya cerpen ini mengajarkan kita untuk tetap bersyukur terhadap apa yang sudah diberikan kepada kita, karena diluar sana banyak orang-orang yang tidak mampu, sampai melakukan perbuatan yang jahat untuk mencukupi dan menghidupi kehidupannya. Serta kita dapat mengambil pelajaran, sesusah apapun keadaan kita saat ini, jangan sampai kita melakukan perbuatan jahat yang merugikan orang lain, tetap berbuat baik, karena pada dasarnya setiap perbuatan pasti ada balasannya.
Kisah dari Seorang Kawan
Cerpen kesepuluh berjudul Kisah dari Seorang Kawan bercerita tentang sekelompok mahasiswa yang luntang-lantung tak punya uang dan tidur di kampus, saling berkisah satu sama lain tentang keluarganya, kisah-kisah kehidupan masyarakat yang tragis, setragis kehidupan mereka sendiri yang makan pun harus menunggu malam, mencari sisa makanan yang belum basi di kantin kampus. Itu semua terjadi kerika lampu-lampu jalan, lampu pelataran,lampu taman, dan lampu di pos satpam mulai menyala. Malam terasa meluncur lebih cepat lagi.Di kala itulah, para gelandangan kampus mulai menggeliat. Merekalah para mahasiswa, nyawa kampus, para aktivis gerakan, para pecinta alam, seniman-seniman, jurnalis-jurnalis, yang sebagian memanglah tidak memiliki pondokan. Ruang-ruang kumuh yang penuh rongsokan menjadi tempat tinggal mereka, dan lorong-lorong, tangga, serta kursi menjadi teman tidur yang indah. Di pojok sebuah taman, duduk berkerumun empat orang mahasiswa. kata Si Baret Guevara,Si Kaki Pincang, mahasiswa kurus berwajah melankolis, dan mahasiswa gkndrong. Mereka membicarakan tenteng profesi dari ayahnya. Ada yang berprofesi sebagai tentara,petani kecil,guru SD,hingga tahanan kriminal. cerita yang satu ini tentang saudagar kapitalis yang menjual beras. Dimulai dari membeli 8 kios, menimbun beras. Saudagar itu menjual harga lebih murah dari harga normal. Namun, menjual kepada pedagang lebih tinggi dari harga standar. Miris dan ironi yang pernah terjadi pada zaman orde baru Kesunyian yang mengerikan tiba-tiba melanda, diisi oleh helaan napas berat keempat kawanan itu. Ketika malam semakin bergerak, mereka beranjak dari tempat duduknya yang berupa balok-balok beton penghias taman. Tersaruk-saruk mereka menelusuri koridor ruang-ruang kuliah, menuju ruang kantin.Meja-meja dan kursi-kursi berderet tak teratur, sebagaimana terakhir kali ditinggalkan para mahasiswa siang tadi, ketika kantin tutup. Keempatnya tak pernah mampir di kantin tersebut kalau siang karena harganya mahal. Hanya mahasiswa-mahasiswa asing dan mahasiswa-mahasiswa borjuis biasa makan di situ, memisahkan diri dari gerombolan mahasiswa lain yang makan di kantin kumuh di samping tempat parkir.Keempatnya menemukan kotak makanan tergeletak di meja makan. Seporsi makanan yang nyaris masih utuh, hanya bekas sedikit dicicipi. Tampaknya si pelanggan keburu tak berselera. Si Gondrong menciumi makanan itu dan berkata:
”Tidak basi!”
Keempat kawanan itu lalu memakannya bersama-sama. Mengobati rasa lapar untuk malam hari mereka yang tak begitu indah, yang segera akan mereka lalui.
Dewi Amor
Ketika bel berbunyi yang menandakan jam istirahat sudah habis, aku dan sahabatku masuk kelas. Di tengah udara panas seperti ini, dua jam pelajaran ke depan sungguh-sungguh merupakan saat penuh godaan untuk jatuh tertidur di atas meja. Aku tidak ngantuk sebagaimana biasa. Anganku telah sepenuhnya melesat kepada sosok pemilik wajah cantik itu. Aku teringat rambut hitamnya yang dipotong pendek sebahu, meliuk bak air terjun. Dan matanya yang sesekali kuintip, begitu sayu dan teduh, dengan alis mata yang menerawang tipis. Ketika kami tertawa, ia cuma tersenyum sedikit. Sedikit saja seolah ia cuma menggeser garis bibirnya ke samping. Ya ampun, ia bagaikan teka-teki yang menawan! Bagaikan bulan purnama yang cemerlang namun penuh misteri. Bagaikan senja merah yang meriah namun menyimpan kesedihan.Waktu dengan cepat berlalu. Bel terakhir akhirnya berbunyi. Saat itu aku sudah tahu bahwa aku, laki-laki tak tahu diri ini, telah jatuh cinta kepada Laura. Sepanjang sore tokoh aku selalu membayangkan sosok Laura. Membayangkan ketika Laura sunguh-sungguh menjadi kekasih tokoh aku. Berjalan berdua bersamanya,di suatu malam Minggu, dengan bergandengan tangan dan kaki telanjang terbenam ke pasir basah di pantai,dan membeli es krim,lalu menikmati hujan bintang yang gegap-gempita. Atau mungkin pergi ke bioskop; tokoh aku ingin mendekapnya dan membiarkan kepalanya jatuh di bahu tokoh aku. Dari semua kemungkinan itu, yang paling tokoh aku inginkan adalah duduk berdua dengannya di suatu malam, ditemani sebatang lilin, memakan kue tart (mungkin dalam rangka perayaan ulang tahun, atau bahkan hari bukan ulang tahun), serta diiringi lagu-lagu Elton John dari tape.Ketika tokoh aku sedang mengkhayalkan itu semua, tiba-tiba tokoh aku didera satu rasa takut yang mengerikan:Rasa takut iu adallah bagaimana jika si cantik itu sudah memiliki kekasih. Hingga akhirnya suatu hari tokoh aku tahu nomor telepon rumah Laura melalui suatu penyelidikan yang saksama. Tokoh Aku sudah merencanakan untuk meneleponnya, tapi sudah dua hari tak juga ia lakukan. Suatu malam tokoh Aku memberanikan diri untuk menelpon Laura. Hingga akhirnya tokoh Aku sering berjumpa dengan Laura.Pada akhirnya tokoh aku berada di puncak  kehancurannyayakni ketika tokoh aku mensaksikan Laura tengah berjalan dengan seorang pemuda lebih dari itu,mereka berjalan bergandengan tangan dengan kemesraan yang tak dibuat-buat. Desas-desus ia memang kekasih Laura yang tak banyak dikenal orang. Katanya ia bersekolah di tempat yang lain, atau mungkin sudah di universitas. Akhirnya tokoh aku bertemu dengan laki-laki itu. Tanpa bisa dikendalikan, didorong oleh amarah yang menggelegak di dadanya, tokoh aku melayangkan tinjuan kepada laki-laki tersebut, dan ketika ia mulai hendak melawan, dirinya sudah begitu babakbelur. Orang-orang berlarian melerai sementara Laura berteriak-teriak menjerit histeris. Aku berlari saat laki-laki itu akhirnya tergolek di tanah. Hingga seluruh teman laki-laki atau perempuan semuanya mencemooh tokoh aku, mencibir, dan menertawainya;
“lihat laki-laki itu, berkelahi karena patah hati!”
Tokoh Aku semakin hancur terpuruk. Tokoh Aku tak memperoleh Laura dan sebaliknya, tokoh aku kehilangan banyak sahabat. Di tengah kemerosotan tokoh aku, satu kesadaran baru hinggap di kepalanya yang bebal.Oh cinta, betapa ia bisa membuat orang melakukan apa saja, bahkan membuatnya gila sekali pun!
Kandang Babi
Edi Idiot menjaga kampus siang dan malam, tapi ia bukan satpam. Terutama kalau malam, ia adalah raja yang berkuasa di kegelapan pohon-pohon rindang, tapi sungguh, ia bukan Jin Iprit. Ia seperti kita juga: suka makan,beol, bercerita, berteriak menyanyikan ”Obladi Oblada”, atau jika ia sedang tidak bersemangat, ia akan duduk manis menatap jauh kepada segerombolan gadis yang tengah duduk berkerumun: berharap satu atau dua orang tersingkap roknya.Ia tinggal di satu sudut fakultas yang nyaman – senyaman kandang babi. Di sanalah ia tidur kalau ngantuk, bercinta kalau punya kekasih, atau mencoba bunuh diri kalau sedang gila.Empat tahun telah berlalu, dan itu membuatnya betah tetap tinggal di kandang babinya; istananya yang paling hebat. Hobinya memang membuat keributanBernyanyi keras-keras diiringi petikan gitar yang sebenarnya tak pernah nyambung Atau membacakan puisi-puisi cinta yang memilukan hati. Atau lain kali ia mengundang beberapa temannya sesama nomaden untuk sekadar beranjangsana ke pondokannya yang, ”Aih, maaf, agak berantakan. Dialah Edi Idiot. Menyelesaikan sekolah dasar selama sembilan tahun, sekolah menengah pertama empat tahun, dan sekolah menengah atas selama lima tahun; Itulah mengapa ia mendapat gelar idiotPeraturan kampus kemudian melarang mahasiswa tidur di kampus, si penunggu kandang babi bingung kini tak ada lagi tempat tinggal, hutang di kantin banyak, dan tak punya uang untuk bayar pondokan. Tapi nasibnya kali ini beruntung, ia tiba-tiba punya uang. Tapi dengan uang yang kini ada di tangan, benarkah ia mengubah hidupnya yang sudah terlalu lama hidup di kandang babi dengan segala tabiatnya?

Buku Corat-coret di Toilet lebih tepat untuk bacaan usia dewasa, meskipun tidak menutup kemungkinan remaja pun menyukai cerpen-cerpen yang bergaya satire, realis, dan surealis cerita-ceritanya begitu dekat dengan realita kehidupan banyak manusia di sekitar kita, yang mungkin saja terlewatkan oleh kita karena mengangkat kehidupan tragis ironis kadang terasa tabu dan tak menyenangkan untuk disimak.

Tidak ada komentar:

NOVEL ( Tugas Ujian Akhir Semester)

Novel Judul         : KALATIDHA Karya.      : Seno Gumira Ajidarma Penerbit  : GRAMEDIA Cetakan 1 : januari 2007 Cetakan 2 : februar...