Senin, 30 Desember 2019

NOVEL ( Tugas Ujian Akhir Semester)


Novel
Judul         : KALATIDHA
Karya.      : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit  : GRAMEDIA
Cetakan 1 : januari 2007
Cetakan 2 : februari tahun 2019
Hal             : 240 halaman


Sejarah Indonesia Dalam  Novel  Kalatidha karya S.G.A
Seno Gumira Ajidarma merupakan seorang cerpenis, esais, wartawan, dan pekerja teater. Nama samaran yang dimilikinya Mira Sato, digunakan untuk menulis puisi sampai tahun 1981. Dia lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958, tetapi dibesarkan di Yogyakarta. Ayahnya adalah Prof. Dr. MSA Sastroamidjojo, guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada. Ibunya, Poestika Kusuma Sujana, adalah dokter spesialis penyakit dalam. Seno menikah dengan Ikke Susilowati pada tahun 1981 dan dikaruniai seorang anak bernama Timur Angin. Seno menyelesaikan sekolahnya di SD, SMP, dan SMA di Yogyakarta. Selanjutnya, ia kuliah di Jurusan Sinematografi, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) tahun 1977. Pada tahun 2000, ia menyelesaikan studi di Magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia dan lima tahun kemudian ia menyelesaikan Doktor Ilmu Sastra, Universitas Indonesia. Proses kreatif Seno dimulai tahun 1975, saat itu ia berusia 17 tahun.
 Keterlibatan Seno di dunia seni dimulai saat ia menjadi anggota rombongan sandiwara Teater Alam pimpinan Azwar A.N. Berawal dari dunia teater, Seno kemudian masuk ke dunia sastra. Karyanya yang pertama berbentuk puisi dimuat dalam rubrik "Puisi Lugu" dalam majalah Aktuil, asuhan Remy Sylado. Selanjutnya, Seno menulis cerpen dan esai. Cerpennya yang pertama "Sketsa dalam Satu Hari" dimuat dalam surat kabar Berita Nasional Tahun 1976. Esainya yang pertama dimuat dalam harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Kariernya di dunia kewartawanan dimulai pada tahun 1977 sebagai pembantu lepas harian Merdeka. Selanjutnya, Seno bekerja di majalah kampus Cikini dan menjadi pimpinan redaksi Sinema Indonesia (1980), dan redaktur mingguan Zaman (1983—1984). Seno juga bekerja di majalah Jakarta-Jakarta (1985—1992). Awal tahun 1992, majalah Jakarta-Jakarta berhenti terbit. Seno yang saat itu menjadi redaktur pelaksana harus melepaskan pekerjaannya. Saat menganggur, Seno yang sempat berhenti kuliah kembali melanjutkan studinya di Jurusan Sinematografi di LPKJ yang telah berubah menjadi Fakultas Televisi dan Film, Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Seno berhasil menyelesaikan studinya tahun 1994 dengan skripsi berjudul, "Ciri Bertutur dalam Film Indonesia: Studi atas 20 Skenario Pemenang Citra Festival Film Indonesia 1973—1992." Untuk selanjutnya, Seno berhasil menyelesaikan kuliah doktoralnya di Universitas Indonesia pada tahun 2007.
Seno kembali bekerja di majalah Jakarta-Jakarta akhir tahun 1993, setelah sempat diperbantukan di tabloid Citra. Di majalah Jakarta-Jakarta Seno banyak menulis kritik film. Selain itu, Seno juga mengajar di IKJ pada mata kuliah Penulisan Kreatif dan Kritik Film. Karya Seno antara lain berbentuk kumpulan puisi, cerpen, novel, dan esai. Berikut karya-karya Seno. Kumpulan puisi 1) Mati Mati Mati (1975), 2) Bayi Mati (1978), 3) Catatan-catatan Mira Sato(1978). Kumpulan cerpen 1) Manusia Kamar (1988),Dilarang Menyanyi di Kamar mandi (1995), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996), 6) Negeri Kabut (1996), 7) Atas Nama Malam (1999), (8) Iblis Tak Pernah Mati (1999, 2001), (9) Dunia Sukab (2001), (10) Kematian Donny Osmond (2001), (11) Aku Kesepian Sayang, Datanglah Menjelang Kematian (2004), (12) Sepotong Senja Untuk Pacarku (2002), (13) Linguae (2007). Kumpulan naskah drama Mengapa Kau Culik Anak Kami (2001) Drama "Mengapa Kau Culik Anakku" dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 6-8 Agustus 2001, dan di Societeit, Taman Budaya, Yogyakarta, 16—18 Agustus 2001.
Naskah drama  yang terdapat di dalam kumpulan ini adalah "Clara" yang juga berasal dari cerpen "Clara" yang dimuat dalam kumpulan Iblis Tak Pernah Mati. Karya dramanya yang lain "Pertunjukan Segera Dimulai" (1976). Komik, antara lain, Jakarta 2039, 40 Tahun 9 Bulan setelah 13—14 Mei 1998 (2001), Sukab Intel Melayu: Misteri Harta Centini (2002), Taxi Blues (2001). Novel, antara lain, Jazz, Parfum, dan Insiden (1996), Kitab Omong Kosong (1994), Biola Tak Berdawai (2004), Kalatidha (2007), Wisangeni Sang Buronan (2000), Naga Bumi I Jurus Tanpa Bentuk (2009). Esai, antara lain Affair Obrolan Tentang Jakarta (2004), Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (2005)
Salah satu novel kenamaan SGA adalah Kalatidha. Kalatidha merupakan sebuah novel karya Seno Gumira Ajidarma yang dikategorikan sebagai sastra Indonesia kontemporer. Kalatidha ini lahir pada tahun 2007, dengan melihat karakteristiknya Kalatidha bisa dikategorikan ke dalam karya kontemporer. Kenapa tidak disebut sebagai karya sastra atau karya populer Kalatidha ini? Masalah sastra atau populer dijelaskan oleh Sumardjo dan Saini K.M. (1988: 32) yaitu ada dua hal yang membedakan bacaan fiksi sastra dan bacaan populer. Pertama, tuntutan hiburan ringan pada fiksi populer, dan pada fiksi sastra justru dituntut untuk memberi pemahaman hidup secara luas dan mendalam. Kedua, fiksi populer bisa bersifat eskapisme, yakni melepaskan diri dari kenyataan hidup dan persoalan hidup sehari-hari, sehingga pembaca diajak hiburan untuk melupakan kesulitan hidup. Sebaliknya fiksi sastra mengajak pembaca untuk lebih dekat pada persoalan dalam memahami kehidupan ini. Dari pernyataan Sumardjo dan Saini K.M. itu dapat dinyatakan bahwa novel Kalatidha dikategorikan sebagai fiksi populer sekaligus fiksi sastra karena mengandung kedua unsur tersebut. Bersifat menghibur dikarenakan Kalatidha merupakan kisah pelarian tokoh Aku ke dunia/alam mimpi, khayal, gaib dengan melakukan petualangan seolah menyaksikan
peristiwa-peristiwa nyata.
Dalam Novel Kalatidha banyak menyebutkan hal-hal yang bernuansa romantis. “Romantisme merupakan sebuah aliran kesenian dan kesusastraan yang mengutamakan perasaan, sehingga mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi” (Laelasari & Nurlaila, 2008: 215). Pengungkapan yang begitu pas tentang perasaan romantisnya tokoh Aku diungkapkan ketika dia bertemu dengan anak kecil perempuan yang di kubur di hutan bambu berkabut. Sebenarnya dia sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama ketika berpapasan di jalan. Gadis kecil itu mempunyai saudara kembar, akan tetapi ia lebih menyukai dan mencintai hanya satu di antara mereka. Dia juga tidak mengerti mengapa diahanya mencintai seorang saja meskipun wajah dan tubuh mereka sama. Gadis kecil yang dia cintai akhirnya meninggal dunia karena kebiadaban ‘penguasa’ ideologi pada saat itu. Dia terpanggang bersama kedua orang tuanya dirumahnya yang dibakar massa. Sedangkan gadis kembar yang satunya lagi masih hidup, tetapi dia hidup dalam keadaan gila. Kondisikondisi inilah yang menjadi inspirasi bagi pengarang untuk mengungkapkan untaian
kalimat-kalimat romantisnya. “Sembari menoleh ke arahku ia tersenyum, tetapi aku seperti mendengar ucapan terima kasih” (28).
“Namun seperti juga di dunia fana, di dunia ini cinta bukan tak bisa jadi perkara. Ada kekuasaan untuk memberi dan ada kekuasaan untuk meminta, dan dalam suatu dunia tempat kekuasaan termungkinkan meminta segalanya, tuntutan atas segala cinta juga berlaku kiranya. Penguasa samudera cahaya menghendaki segalanya bagi dirinya, segalanya, termasuk cinta cinta gadisku harus diberikan kepadanya, dan cintaku juga tak luput wajib dipersembahkanckepadanya. Demikianlah bidadariku yang semampai bersayapkan cahaya telah selalu diburunya dengan segala cara” (hal. 59).
Perpaduan antara unsur imaginasi dan realisme terlihat jelas dalam novel ini karena pengarang mengambil ide dan gagasan ceritanya dari persoalan hidup masyarakat. Pada saat itu Indonesia kehilangan sebuah peradaban yang menjelma dalam berbagai krisis multidimensi (krisis politik, ekonomi, sosial, budaya, dan moral) yang menyebabkan runtuhnya nilainilai humanisme.
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Seno_Gumira_Ajidarma

  Dalam novel ini di awali dengan cerita kabut, terselimuti kabut, dan pengakuan bahwa aku adalah kabut, selalu membutuhkan kabut, dan semuanya mengenai kabut itu awal dari novel ini kabut ini adalah elemen yang menurut saya merupakan sebuah rana keabstrakan, sulit untuk dipahami dan memungkinkan pembacanya untuk binggung di bagian awal cerita. Ya tentu dengan cara baca yang berbeda. Bukan dengan cara baca yang memnangapnya sebaai bacaan biasa. Saya demakin tergerak disini bacaan bacaan yang ada membuat saya semakin ingins membacanya lebih dalam dan memahami artinya.
Di dalam novel ini menceritakan sebuah sekenario sejarah yang luar biasa dimana seorang yang menjadi tokoh aku melihat dan menyaksikan venomena dimana terjadi pembunuhan masal di era 1965-1966. Pembantaian ini merupakan pembantaian terkejam yang pernah ada menurut tokoh aku. Tokoh aku melihat peristiwa itu sebagai hal yang tidak masuk akal, ia merasa beruntung bisa melakukan perjalanan ulang-alik, antara dunia nyata yang direkam dan “dunia kabut” yang ia ciptakan sendiri. Dengan bekal keliping dari kakak perempuanya. Semua menuntut balas akan kematian yang dialami.
Walau berbentuk keliping, kehadiran cerita dari koran bukanlah tempelan dan terkait erat dengan pembatasan fikta-fiksi. Bisa diketahui bahwa pembunuhan masal di picu dengan berita sensasional yang mengabarkan peristiwa di Lubang Buaya yang kemudian terbukti tidak pernah terjadi. Cerita tentang perwira yang matanya di cungkil, di sayat – sayat pisau, dipotong kelaminya, sama sekali tidak benar. Seperti dibuktikan oleh “visum et repertum”. Tapi fikdi ini sudah sejak lama dan di pegang sebagai fakta, dan juga alasan yang membuat mereka bertindak. Berita  surat kabar itu termasuk fiksi, tapi sekaligus fakta untuk mengerakan yang memicu orang bertindak. Semuanya tidak dapat di bedakan sebuah fiksi-fakta/fakta-fiksi, yang membuat orang mengalami ganguan trauma pada dirinya, kita tahu bahwa kita tau. Seperti halnya seperti pembahasan kematian munir yang tidak pernah selaesai atau penembakan Aktifis mahasiswa Trisakti dan Samanggi I-II yang hingga saat ini belum terungkap.
Pada novel ini kabut dijadikan sebuah objek untuk keliar dari semua masalah yang ada, bukan semakin masuk tapi menyadari dalam mencerna ( tidak akan selalu sukses) apa yang dilihat, didengar atau dialami. Strategi novel ini yang menghadapi kenyataan lewat kabut, kegilaan, dan ketidak jelasan di perkuat dengan gambaran tentang Rajapati, “mahluk purba haus darah yang menikmati pencabutan  nyawa dalam penyiksaan.” Apa yang di maksutkan dalam novel ini sangat sulit untuk di pahami, membituhkan keuletan yang tinggi dengan keseriusan yang kan membuat pembaca memahami kata demi kata, dan kalimat demi kalimat.   Dalm novel ini kematian menuntut balas menjadi hal menarik untuk di baca, dalam sinopsi yang ada di kover buku bagian belakang telah terdapat kata yang membuat orang penasaran akan buku ini. Mengingat kembali saat inggin membaca buku ini, ada sinopsis yang selalu membuat penasaran pembaca aeal.
“seorang pembobol bank masuk penjara, dan membaca kliping koran peristiwa 1965. Namun ia hidup di berbagai dunia, dari mistik sampai politik, dari cinta sampai bencana, dari yang masuk akal sampai kedalam suatu kegilaan...’
“ Dengan buku ini, Seno menawarkan gaya penulisan untuk mengungkapkan bagaimana menyelaraskan sebagian dari bunyi – bunyi sumbang ke dalam rangkuman dunia tanpa melupakan bahwa hidup ini sesungguhnya kocak, acak, dan edan.”
Di sini menjelaskan kalatida merupakan sebuah novel sejarah, ketika seorang yang tak menyukai buku sejarah bisa mencoba buku ini untuk di baca,  buku yang bagus untuk menjadi pengetehuan tambahan, jangan mau hanya untuk melihat orang bercerita tapi bacalah untukmu agar kamu ikut berletualang didalam lingkaran yang sukar di tembus, dalam suasana haru biru dan kebahagiaan.
“semua yang di tulis. Pasti ada sebabnya, semua yang di buat pasti ada maknanya, jadi jangan lupa baca, karena ketika kita membaca otak akan belajar mendeskripsikan dirinya.

Naskah Film Pendek (RUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER)







AWAS, BARANG BAWAAN ANDA
Karya “Ajeng Dwi Anjani”

   Naskah ini mengisahkan tentang seorang selamet yang teledoran, di saat perjalanan rantauanya ia malah mendapat kesialan, mulai dari kehilangan dompet dan karvis, hingga semua barang bawaanya raib di bawa pencuri. Di sini dikisahkan tenatang dia dari alawal ruang tunggu stasiun, di ruang tunggu stasiun selamet ceroboh dengan tidak mengecek kembali keadaan barang bawaan sehingga dompetnya jatuh dan di ambil oleh pengemis yang sedari tadi dibiarkan olehnya.
  Adegan selanjutnya saat di kereta, dia mulai panik ketika dompet disakunya tidak ada. Petugas karcis yang memintai karcisnya mulai menanyakan karcisnya tapi selamet hanya panik dan berkata maaf pak dompen saya hilanh dan karcisnya ada di dalam. Petugas karvis memarahinya, dengan wajah kesal pada selamet dan berkata jika tidak punya tiket ngaj usah naik kereta mas.
  Adegan di kereta di kereta siang, dia yang malang meratapi hilangnya dompet dengan melihat ke arah luar jendela dengan sebuah pemandangan persawahan, tanpa sadar ia terlelap dalam tidur. Tanpa sadar di waktu yang sama datang pereman dan melucuti barang. Milik selamet yang sedang terbawa mimpi.

Di kereta sore, selamet terkejut ketika petugas karcis 2 membangunkannya, ia binggung karena tasnya tidak ada dan bertanya pada petugas karcis, hingga akhirnya petugas karcispun memberi arahan bahwa di gerbong sering kali ada kehilangan, dan selamet hanya bisa menyesali dirinya yang ceroboh. Kemudian di stasiun kereta sore selamet hanya berjalan lontang lantung dengan baju, celana dan kaus kaki yang tersisah dari penjarahan di kereta.
 Adegan terakhir di sebuah angkringan, pengemis stasiun kereta sedang membayar nasi, gorengan, dengan minuman yang ia nikmati dengan mengunakan uang selamet yang ia temukan di stasiun dengan mengeluarkan dompet selamet.

Dari teks ini terlihat sekali bahwa tokoh utama yang bernama selamet adalah orang yang ceroboh, karena kecerobohnanya membuat ia kehilangan segalanya, sayang kejadian di awal saat dompetnya hilang tidak membuatnya tersadar, malah hanya merasa iba merenungi nasib dompetnya, hingga akhirnya barang lainnya lun menyusul pergi meninggalkanya raib tanpa ada sisah. Naskah ini saya Ambil dari buku terbitan UNSTRAT Langit, Langit, Langit. Menarik selain menjajahkan cerpen di buku ini ternyata ada naskah yang bisa di baca. Dan naskahnya bagus – bagus bisa di gunakan untuk memberikan sebuah arahan untuk pembacanya agar tau maksud dari naskah, seperti halnya teks inu yang berjudul, AWAS, BARANG BAWAAN ANDA, dari judul ini kita dapat meraba kalo ornag yang ada di dalamnya ini seperti apa alurnya dan apa yang inggin di ceritakan pengarang itu sampai kepada pembaca. Amanah dari naskah ini adalah, “ jangan ceroboh, karena kecerobohanmu akan membuat dirimu menyesal, ketika kamu mengalami sebuah kecerobohan, jangan masuk ke kecerobohan selanjutnya, mencobalah untuk memahami kondisi dan cobalah untuk lebih berhati – hati.

puisi (Tugas UAS)


Puisi
KELOPAK CINTA BIDADARI
       Penulis: Abdul dkk
Editor: Tim Laditri Karya
Layouter: Tim Laditri Karya
Desain Sampul: Tim Laditri Karya
Cetakan 1, 2018

Diterbitkan oleh:
CV. Laditri Karya
Jl. Seminung No. 912B Air Paoh, Baturaja, Sumatera Selatan
Email: Redaksi.Laditrikarya@gmail.com
Website: Laditrikarya.com dan Buku.laditrikarya.com
Fanspage: Laditri Karya
Instagram: @Laditrikarya & @Penerbitsumsel
WA Redaksi: 085767045833
Kelopak cinta bidadari, adalah antologi dari Komunitas Sang Penari Pena Indonesia. Antologi ini bertujuan untuk mempererat sistim keangotaan yang telah terbangun, komunikasi yang baik dan pastinya untuk mengapresiasikan karya setelah berlama lama bercengkrama dengan puisi. Ada beberapa angota yang menyertakan puisinya di komunitas ini. Dan disini saya akan menceritakan puisi demi puisi yang ada dalam buku ini. Disini saya akan mencoba mengambil beberapa puisi untuk di analisi. Dan di riview. Ada 10 judul puisi yang saya ambil untuk saya riveaw. Abdul Gofur - DOA SEORANG SANTRI, UNTUK IBU YANG DICINTAI, Aditya Ramadhan - JASA IBU TAKKAN BISA KU BALAS, Ahmad Muhaimin Nurrudin - ENGKAU PELITAKU, Ainayya Nurul Azzahra - IKHTIAR SANG IBU, Aizha Nouva - MENJIARAHI MASA LALU, Alaina Khurul Ain – IBU, Aly Syihab - BELAJAR KEPADA IBU, Amila Nurjanah - RINDU INI MILIKMU, Apri Kuncoro (Apipi) - BIDADARI SEJATI DUNIA, Ardiana – IBU.


Abdul Gofur - DOA SEORANG SANTRI, UNTUK IBU YANG DICINTAI
 Dalam malam yang sunyi berbalut sepi
Aku tengah berdoa memohon kepada-Nya
Agar ibuku yang selama ini kusayangi
Diberikan tempat ternyaman di Sisi-Nya
  Sepengal puisi ini menceritakan penulis sedang berdoa di sepertiga malamnya. Disini ditandai dengan baris pertama. Bahwa penulis ingiin mengatakan jika ia sedang berdoa memohon agar ibunya di tempatkan di tempat yang terbaik. Penulis ingin mengisahkan  sesosok ibu yang telah pergi darinya, dia ingin menceritakan bahwa doa anak yang soleh akan selalu tepanjatkan untuk ibunya, disini juga penulis mengisahkan keinginan ibunya agar dia menjadi seorang santri yang kelak akan menjadi ulama untuk memperjuangkan agamanya.
Puisinya sangat bagus, puisi ini sangat menginspirasi bagi saya karena menurut saya sebuah pemaknaan puisi tidak bisa hanya sebuah kata sederhana tapi dengan kata yang luar biasa. Penulis sangat menempatkan pembacanya pada sebuah posisi bahwa hakikatnya seorang anak itu adalah harus bisa mendoakan orang tuanya terutama ibunya.
Aditya Ramadhan - JASA IBU TAKKAN BISA KU BALAS
Doamu selalu menyertaiku
Tak ada yang lebih hebat darimu
Tak ada yang lebih keramat kutukanmu
Karena surgaku ditelapak kakimu
Dari sini dapat menjelaskan bahwa seorang ibu itu adalah doa yang tidak pernah bisa lepas, ibu adalah sesosok yang selalu berdoa untuk anaknya, dan disini pengakuan bahwa memang tidak ada yang lebih hebat dari sesosok ibu, ketika ibu sudah mengutuk maka kutukan itu akan menjadi kenyataan. Dan disini penulis menerangkan jika ibu adalah sebuah surga berjalan yang ada sangat dekar dengan kita.
 Menijau dari segi isinya, puisinya membuat pembaca sadar, karena puisi ini mengisahkan sebuah nasihat. Dan nasihat secara berkala tiap baitnya. Puisi ini sangat berkesan dan memiliki pesan mendalam untuk pembacanya.
Ahmad Muhaimin Nurrudin - ENGKAU PELITAKU
Ibundaku terimakasihku padamu
Engkaulah jalan surga hidupku
Pemberi kenangan indah di duniaku
Dalam doamu bahagiaku
Bait puisi di atas mewakili perasaan saya kepada seorang ibu, menurut saya ibu merupakan permata indah yang ada didunia. Ketika nama ibu tersemat dihati maka cinta ibu akan tulus sampai kapan pun, di sini penulis menjelaskan jika ibu ada di dalam hatinya, kebanggaan yang dulu itu dapat ia dapat dari ibunya, ibu itu selembut kapas yang tak akan mengores hati anaknya, ibu sebagai pelindung lentera kehidupan dan jalan hidup untuk menuju surga.
Ainayya Nurul Azzahra - IKHTIAR SANG IBU
Doa harapmu tergambar dalam di atas sebuah pengorbanan
Doa terpanjat tuk sang anak
Doa harap tak henti terpanjat
Langit, dengarkanlah dao ibuku aku bangga padanya...
 pada IBUKU
di sini penulis ingin menceritakan bahwa seorang ibu adalah doa bagi anaknya, seorang ibu itu adalah kata - kata yang sudah tidak lagi sedikit.  Ibu itu adalah gambaran kebaikan yang tak pernah lelah untuk anaknya selalu hadir selalu ada dan tidak pernah mengeluhkan anaknya.
Puisinua bagus,  dan sangat berkesan beakna mendalam untuk pembaca. Puisi ini sangat menyeluruh dan memberikan kita gambaran tentang sesosok ibu.
Aizha Nouva - MENJIARAHI MASA LALU
Sesal atas nakalku padamu
Melinang basah, meresah padu
Menyata kenangan masa lalu
Menggema doa satu demi satu
 Puisi ini menceritakan penjelajahan ingatan kemasa lalu, ketika seorang anak yang bermanja kepada ibunya, di sini ada ungkapan penyesalan atas semua yang pernah terjadi seorang anak nakal. Ibu itu diceritakan seorang penanggung jawab atas anak yang telah dilahirkan.
Sangat rekomendet untuk mengingatkan kita tentang rasa ibu yang dulu pernah kita alami.
Alaina Khurul Ain – IBU
Ibu...
Aku ada karena perjuanganmu
Aku bisa karena motivasimu
Dan aku berhasil karena doamu
Puisi ini mengingatkan kita tentang sosok ibu yang selalu ada di tengah keluarga, dia selalu membuat kita berada pada suasana skedamaian yang memukau untuk selalu di inggat, walau kadang kita sedikit geram karena di larang melakukan sesuatu, tapi ibu lebih tau dari diri kita. Apa yang terbaik di dunia ini.
Komenya udah di wakilin dari atas, jangan lupa baca bukunya biar masuk ke sensasi ketika mengenang ibu.
Aly Syihab - BELAJAR KEPADA IBU
Kepada ibu aku belajar
Mensyukuri nikmat dan kasih sayang Tuhan
Membaca dan menelusuri relung-relung qalbu
Serta menafsiri berbagai kehidupan
Dalam puisi ini adalah sebuah peroses ketika seorang anak kecil, dimanaereka lebih banyak belajar dari seorang ibu, ibu memanglah guru pertama dalam hidup kita dimana dia menyimpan semua memori yang ada pada dunia untuk bekal bagi anaknya. Mengajari dengan tekun, teliti, dan memberi kita sebuah ruang untuk selalu belajar dari seorang ibu.
Puisi ini menarik juga, dan di sini saya mendapatkan jawaban atas sebuah pertanyaan bahwa sebenarnya guru pertama dalam hidup itu adalah orang tua, dimana ketika ibu berusaha melahirkan anaknya, itu adalah proses panjang dari kehidupan. Jadi disaranin untuk pembaca yang ingginembaca bukunya di persilahkan.
Amila Nurjanah - RINDU INI MILIKMU
Ibu rindu ini milikmu
Mengapa kau pergi meninggalkanku
Andai engkau tau rindu ini tak mau menunggu
Kenangan indah bersamamu ibu
Di puisi ini terlihat sesosok anak yang sangat merindu ibunya, sesosok yang tidak bisa melihat lagi ibunya, sesosok yang sekarang menangung bebannya sendiri, dan dia merasa tidak sangup akan beban itu. Dia teringat kalau seorang ibu pasti akan menguatkannya jika dia masih ada.
Jangan lupa untuk membaca karyanya, saya sebagai anak rantau sangat senang membaca ini, ketika saya membacanya maka saya akan ingat kepadaa sosok malaikat dunia yang berada di sebrang sana.
Apri Kuncoro (Apipi) - BIDADARI SEJATI DUNIA
kTiada untaian kata yang mampu untuk melukiskan
Tiada pena yang sanggup untuk menggambarkan
Sebuah ketulusan cinta yang istimewa
Ibu kaulah bidadari dunia
Di dalam puisi ini mengambarkan seorang anak yang sudah tak tau bagaimana caranya untuk mengungkapkan kebahagiaanya terhadao sesosok ibu disampingnya. Dia mennganggap. Ibu itu adalah seorang bidadarinya dunia. Dan tidak ada kata lain lagi yang akan bisa meringkas kenyataan yang ada.
Puisinya bagus, di era modern masih banyak yang mau menulis dan pemirsa boleh baca. Karena komen saya sudah habis.
Ardiana – IBU
Apa pun yang aku lakukan saat ini
Tak akan bisa membalas semua perjuanganmu
Tapi, aku berharap apa yang aku lakukan ini
Dapat membuatmu bangga kepadaku.
Di dalam puisi ini adalah ucapan terima kasih pengarang kepada ibunya, di mana ia yang telah beranjak dewasa memulai kegiatan - kegiatan yang akan membuat ibunya bangga. Di dalam puisi ini penulis menceritakan sebuah keinginannya untuk membahagiakan sosok ibu yang selama ini selalu ada di untuk dirinya.
Sudah tidak bisa berkomentar, setiap karya pasti ada nasihat, dan kunikan tersendiri, di lebihkan lagi dalam bidang puisi yang penuangan secara singatnya itu akan membuat pembacanya meraba – raba apa maksud dari puisi ini. Kenapa kok bahasanya begini, apa maknanya dan apa yang inggin di tuangkan pengarangnya.
Ini hanyalah hasil yang sangat sedikit dari buku ini, sebenarnya masih banyak dan kungkin semua kata2nya saja yang berbeda tapi secara simbol, maknanya bida sama. Deorang ibu itu adalah segalanya, seorang ibu yang berjuang dari melahirkan sampai sekarang. Perjuangan seorang ibu sungguh luar biasa.

pesan : Semua buku adalah ilmu, ketika kots tepat memposisikan diri maka semuanya akan membuat kita bahagia.

CERPEN (TUGAS Ujian Akhir Semester)

Cerpen
Judul      : Langit, Langit, Langit
Penerbit : UNSTRAT
Tebal     : 64 halaman
Disaat putra-putri bangsa mulai enggan untuk berekspresi dalam dunia sastra, para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tetap berjuang menghidupkan kesasteraan di jiwa para generasi muda Indonesia. Pada tahun 80an kumpulan para mahasiswa UNY pecinta sastra sering mengadakan forum yang bertekad menghidupkan sastra dan teater dikalangan mahasiswa UNY, salah satu pelopornya adalah bapak Sumitro A Sayuti dimana beliau sekarang adalah guru besar Fakultas Seni dan Bahasa UNY. Berawal dari acara mengenang Chairil Anwar para sastrawan-sastrawan UNY berekspresi melalui karya-karya mereka dan mementaskan kemampuan mereka dalam bersastera dan berteater, hingga pada akhirnya berdirilah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UNSTRAT yang diresmikan pada 12 Oktober 1984.
   Melalui UKM UNSTRAT inilah mahasiswa dan mahasiswi UNY menyalurkan ilmu, bakat dan minat mereka dalam dunia sastra dan teater. Berbekal dari ilmu pengetahuan dan pengalaman, para mahasiswa UNY saling menularkan ilmu pengetahuan kepada teman-teman mereka, hingga dalam perkembangannya UNSTRAT tidak hanya berkonsentrasi dalam dunia sastra dan teater saja, bahkan UNSTRAT telah merambah ke dunia sinematografi. https://senijogja.wordpress.com/2012/10/27/unstrat-uny-perjuangan-pelestarian-budaya/
Buku ini saya terima setelah saya membaca puisi dalam acara pengenalan UKM di universitas negri yogyakarta. Setelah beberapa waktu saya membaca karya ini saya semakin tergerak untuk menuangkan hasil analisa saya kedalam blog membaca saya. Yang gunannya untuk memenuhi tugas membaca sastra. Dan mengantisipasi hilangnya inggatan tentang buku buku yang telah saya baca.
1. Lingkaran Setan (Aulia Assita)
   Cerpen ini bercertia tentang sebuah persahabatan yang erat. Yang sangat menarik disini adalah kisah persahabatan yang berbuah cinta. Emily yang di gambarkan sebagai seorang yang menyukai sahabatnya sendiri. Emily merasa marah dengan ketiga sahabatnya karena ia mengangap mereka telah membocorkan semuanya. Karena mereka sahabat yang ia sukai tau mengenai perasaannya. Disini Emily marah besar kepada tiga sahabatnya, Alex, Valerie, Mike, dan satu orang lagi sahabatnya wayne sedang tidak berkumpul. Mereka kelihatan marah ketika emily langsung asal bicara mengenai mereka dan akhirnya obrolan mereka tanpa sadar obrolan mereka di dengar oleh seorang yang sedang tidak inggin di temui Emily, Peter seorang laki laki tanpan yang sudah sejak lama di sukai Emily.
   Emily yang selama ini menyembunyikan perasaannya memutuskan untuk menceritakan perasaannya kepada tiga sahabat lainya, tapi keputusannya itu membuat buruk keadaan dimana salah satu dari mereka malah membocorkan perasaanya kepada Peter. Perihal itulah yang membuat sang Emily marah besar kepada ketiga sahabatnya. Setelah kejadian itu akhirnya persahabatan mereka mejadi terjarak Emily dan Peter tidak seperti dulu lagi. Mereka lebih memilih untuk tidak berkomunikasi. Ketiga sahabatnya yang tau tentang mereka akhirnya berinisiatif agar mereka bisa seperti biasanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah Wayne.
             Malam itu para sahabat Emily dan Peter berkumpul, karena Peter tidak mau menjemput Emily membuat valerie yang menjemputnya. Sesampainya Valerie dan Emily di kediaman wayne Emely terdiam, seketika air matanya menetes dan ia berlari menjauhi mereka. Ternyata ada kejadian yang tidak inggin di lihat oleh Emily. Saat Emily pergi dan tidak terkejar lagi oleh valerie. Hal ini membuat para sahabat Emily marah pada Peter. Keesokan harinya mike mendapati Emily sedang menangis, mike menvoba membuatnya tidak menangis, disaat itu juga Peter datang dan membuat mereka berdua terdim. Peter berdiri di depan mereka dengan tangan di saku. Piter kemudian mengajak Emily untuk membicarakan sacara empat mata, tapi pembicaraan mereka tidak berlangsung membuat mereka kembali taoi malah semakin jauh. Hal ini membuat ke empat sahabatnya geram, mereka membuat sebuah rencana agar mereka daoat berkumpul lagi. Disini lah ouncaknya ketika pengakuan Peter yang mengejutkan Emily, ternyata Peteroun menyukai Emily tapi karena persahabatan membuatnya untuk bungkam dengan keadaan. Peter telah berusaha menyiapkan segala upaya agar persahabatan mereka tetep berjalan. Tapi semuanya sia – sia persahabatan itu akhirnya kacau karena cinta mereka tak bisa berotasi pada lingkaran setan yang di sebut friedzone yang menghancurkan sebuah persahabatan.
  Ceritanya sangat menarik, cerita yang ikemas dalam cerpen ini membuat saya tidak bosan membacanya, rasa penasaran untuk mebuka buku lebih dalam membuat saya inggin mencoba berkarya lewat cerpen juga, membuat sya termotivasi untuk membuat hal baru selain membuat puisi. Cerpen ini terekomendasi untuk pembaca di dalam ceritanya yang tersirat akan membuat pembaca mengambil pikiran yang lebih jauh dan lebih dalam mengenai apa yang di baca. Di sini menariknya adalah sebuah pesan yang secara tidak langsung di lontarkan, yaitu perasaan akan menghancurkan sebuah persahabatan. Dan dari sini saya sanggat merekomendasi temen – temen untuk membaca cerpen ini.
2. Kemarian (Dengan K Besar) {Permadi Suntama)
      sebuah cerita di temukanya mayat yang tak beridentitan dengan tidak diketahuinya, membuat warga sekitar geger dan tidak tau apa yang harus di perbuat terhadapnya. Akhirnya di sepakatilah untuk mereka. Mereka tidak berani menguburkan mayat itu, mereka berdalih untuk menghilangkan mayat dengan membuangnya. Twpi pada akhirnya mereka memutuskan untuk menguburkanya dengan begitu saja disebuah lahan kosong yang telah ditemuka.  Mereka pergi meninggalkannya dalam tanah yang dinggin dengan tidak ada apapun yang membuat sesosok mayat itu terkubur dengan layak. Para warga meninggalkan tempat itu begitu saja, dwngan perasaan takut mereka meninghalkan sesosok mayat sendirian tanpa teman di dalam sebuah lubang peristirahatan terakhir.
  Pertemuanpun di mulai, seorang mayat yang telah pada ajalnya bertemu dengan seorang mahluk yang tidak dikenalnya. Mulai bertanyalah mahluk ajaib itu, dengan pertanyaan pertanyaan yang terjawab tidak pasti. Sesosok mayat itu tak bisa menjawab apa – apa, dia menjawab dengan rasa bimbangnya. Dengan perssaan yang tidak mengerti, kemudian mayat itu kembali bertanya. Mahluk ajaib itu menjawab seadanya. Sampai pada satu pertanyaan yang tidak di jawbanya. Perakapan antara mahluk ini mengakhiri pada makhluk hidup tidak akan bisa meninggalkan  kematian.
 Cerpen ini memang sangat dingkat, cwrpen yang membuatku penuh tanya dan membuatku inggin selalu belajar dan membacanya agar saya juga bisa membuat cerita saya menjadi lebiha baik lagi, mungkin disini saya tidak inghin terlalu banyak berkomentar karena memang cerpen ini bagus untuk dibaca, dan saya sangat merekomendasikan huku ini untuk di baca.
3. Kartu Pos Berperangko Agonia (Wahyu Sekar Sari)
  Cerpen ini bercerita mengenai orang yang sedang berpindah tempat kerja, disini bercerita tentang pemuda yang berpakaian dinas, rapi, dengan sepatu hitam mengkilap yang di padangi oleh banyak wanita. Disini diceritakan bahwa orang tersebut sedang mendengar percakapan anatara ayah dan anak dengan sebuah  kartu pos ditangannya, seorang bapak yang edang menjelaskan masa lalu yang berakhir dengan tawa.
  Sebuah rasa yang membuat pemuda itu ingat dengan kejadian yang ada di masalalu keluarga ini, keluarga subada yang dulunya kayaraya sekarang jatuh miskin, yang membuat istrinya harus merantau jauh kenegri orang. Sang pemuda kemudian mengetuk pintu rumah yang dirasa seperti tempat tinggal gerobak gerobak kaki lima. Seorang gadis keluar dari pintu dan diam tak menjawabnya, kemudian masuk kembali hingga seorang laki2 yang masih terlihat gagah berdiro di depan pintu. Dia bertanya padaya, apalah dirimu saudagar yang inggin membeli kapal? Pemuda itu terdiam, terkejut dan membuatnya seperti hilang kata – kata. Sesosok orang dengan baju dinas itu masih terpaku mendengar ungkapan orang paruh baya yang membuatnya membisu tak berkata.
    Sampai kepada momen ketika sang pemuda berbicara tentang maksutnya datang kerumah itu. Yang seakan di balas dwngan tamparan keras oleh seorang paruh baya yang berdiri di depanya.pemuda itu tetap berbicara dengan nada perlahan memberi pengertian kepada orang yang ada di depanya. Tetap saja ketegangan terciota antara keduanya, dengan argumenya masing – masing, tanpa ada yang tau apa yang akan terjadi. Orang yang ada di hadapanya tetap bersikeras dengan keadaan.
   Ternyata di balik itu semua ada sebuah alasan mengapa ia bersikeras denngan sebuah pendapat, karena ia telah kehliangan. Seorang rokoh yang mengenakan baju dinas oun tak bisa berbuat apa – apa.
 Cerpen yang bagus, di cerpen ini harus di baca, kita tau kehidupan tidak kan pernah sealalu sama karena roda tu akan selalu berputar sesuai dengan koridormya. Disini adalah amanah dari cerpen tersebut, dan bagian penyelesaiannya sendiri pembaca tidak bisa langsung mengerti karena itu pembaca harus memahaminya secara detile.

4. Pemuda di Balik Syair Senja ( Tanti Deni Masrofah)
Menceritakan sesosok iras yang tidak suka berbicara banyak, dia seorang pribadi yang jika disuruh cepat rangap dan jika pekerjaannya selesai dia akan berhenti, tapi di ebali senja dia akan mulao menyenandungkan syair aneh. Hal ini yang mebuat tetanga tak tenang bahkan sofi yang berada di rumah itu. Sofi telah berupaya untuk menghentikan aksi iras yang aneh. Tapi semua usahanya di abaikan dan tidak di gubris. Hingga suaktu waktu sofi mendengar iras bersyair tetepi dengan syair yang tidak biasa dengan syair yang berbeda. Sofi tidak bisa menahan lagi dia memberanikan diri untuk mengetahui kondisi iray, menanyakannya dan disinilah sofi mendengar Iras berkata ayahku telah membunuh ibuku, ayah kandungku. Sofi mulai merasakan keharuan di dalam cerita iras, sebelum akhirnya ibunya memanggil.
  Saat sofi pergi iras dengan loroh berkata ini giliranmu, selang bebrapa saat iras terperangkap dalam lamunan seketika kelakson mobil membuyarkan lamunanya. Segera ia membuka gerbang. Dan ayah langsung naik pitam di buatnya. Di hari itu pak udin sedang pulang karena istrinya sedang sakit. Di malam yang sunyi sofi kembali mendengar iras bernyanyi. Dangan nyanyian yang tak dimengerti. Nyanyian yang bukan berasal dari tempat biasa iras bernyanyi, tapi suara itu sangat dekat, berasal dari kamar orang tuanya. Sofi beranjak ke kamar orang tuanya di temuilah linangan darah tercecer. Terdengar suara iras, “dialah ayah kandungku yang sudah membunuh ibuku.” Dan setelah itu gadis itu menjerit, dan meninggalkan semuanya seperti senja yang tidak kembali.
Cerita yang sangat menarik, terlebih lagi penulis berhasil membuat ketrgangan untuk pembacanya sehingga cerita yang di baca terkesan enak didengar dan di baca. Cerpen ini akan menjadi rujukan yang sangat bagus dan bisa membuat pembacanya merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar cukup mengerti. Tapi harus paham, dan harus membaca.
5. Sumiar, Mati ( Putri Sari)
     Disini menceritakan sumiar yang sudah gelo, sudah sejak usia 12 tahun ia menjadi gila. Terhitung 10 tahun kegilaanya itu, dia gila karena pernah meludahi tempat imam sholat. Setelah kejadian itu badanya jadi panas dinggin dan tidak bisa bangun selama 7 hari, akibatnya membuat ia pikun dan menajdi kurang waras. Ketidak warasanya itu membuat ia selalu bermain batu dengan anak keciil, wehingga membuat orang tua anak anak itu risau dengan tingkahnya.
    Dia dengan tingkah anehnya selalu membuat orangenjadi sedikit ridih, wetiap hari kerjaannya menyaou jalanan kampung dengan dendaunan kering. Seketika semua anak anak di perintahkan untuk menjauhi sumiar. Karena angapan orang tua sumiar memang sudah di batas ambang pikiran, dengan usianya yang sudah tua membuatnya masih bertingkah selayaknya anak usaia 7 tahun. Tak lama setelah dia tak memiliki lahan bermain, di bagian kepalanya tertimouk batu yang cukup besar membuanya semakin gila diatas rata rata. Tapi kegilaanya itu membuatnya mengetahui belang dari desa yang ia tinggali. Dia sering berjalan malam hari, di tengah pematang ia melihat sesuatu yang tadinya di kira burung puyuh, ternyata hanyalah sepasang manusia yang sedang memuaskan birahinya di semak bekukar. Setelah itu sumiar bermain kembali, sesampai pada saat siang hari terlihat sumiar pergi kes suatu sekolah. Inggin rasanya iad bersekolah kembali. Di saat ia memandang pemandangan seru di kelas yang saat seorang perempuan yang berjalan dengan banyak murid laki laki, tidak dengan buku tapi melainkan dengan tangan yang berutal meraba. Pandanganya agak lama karena ia tak pernah melihat kejadian itu. Sesampai saat ada penghapus yang di lempar di sebalik kaca.
 Sumiar terus berjalan menyusuri pematangan sawah, hingga pada saat itu dilihatnya 3 orang yang gagah, sedang mengeroyok desorang yang tidak jelas jenis kelaminya. Dia melihat sampai mayat orang tersebut habis terbakar tak bersisah. “andai aku tak dianggap gila, pasti sudah ku laporkan polisi kata sumiar,” air matanya menetes tak lebih dari 3 tetes. Dia melanjutkan rutinitasnya dengan sapu, srek..srek srek.. kita2 pukul 3 dini hari ada yang sudah sangat terusik dengannya. Yang pada akhirnya sumiar tinggalah nama.

Cerpen yang cukup dramatis, ketika sebuah cerpen di muat dengan nuasa pesikologi. Seolah olah mebuat pembacanya masuj mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi pada tokoh. Di judul awal yang menjelaskan bahwa cerita ini berkaitan dengan kematian. Membuat pembaca penasaran dengan apa yang akan terjadi pada ceritanya bagaimana jalan ceritanya, dan apa yang inggin disampaikan penulis. Saya sangat rekomendet dengan cerpen ini. Karena pembawaanya bagus, dan bis amembuat pembacanys masuk keranah pembelajaran.

6. MINGI (Endah Setiawati)
Cerpen yang menceritakan tentang bayi yang cacat ketika lahir, perjuangan kedua orang tuanya untuk tetap mempertahankanya hidup harus membuat penderitaan di hadapanya, sesosok bayi yang telah tumbuh dewasa ini bertanya akan kebenaran prihal orang tuanya. Ketika itu di ceritakanlah mengenai mitos pada suatu daerah yang mengharuskan bahwa bayi MINGI adalah sumber kutukan, mereka membunuh semua bayai yang cacat dan tidak memberi kesempatan untuk tetap bertahan.
 Tapi keteguhan orang tua dari bayi ini membuatnya kehilangan orang tuanya.  Orang tua yang mengorbankan semuanya demi anak yang sangat mereka idam idamkan. Dan ekarang anak itu bertanya “apakah aku anak pembawa sial papa?”
Cerpen ini adalah cerpen yang paling singkat diantara yang lain, cerpen ini terkesan menarik lebih dari yang lain. Di dalam cerpen ini terdapat kalimat yang eolah olah membutuhkan seorang pembaca untuk mengetahui akhir dan awal dari ceritanya.


“setiap karya pasti ada kelebihan dan kekurangan, tapi bagiku kekurangan itu tak kan berarti, karena kelebihan dari sebuah karya itu adalah kita sendiri yang menilainya, nilai kelebihan jangan lihat kekurangan, karena manusia tak kan bisa lebih, menusia hanya hisa mencoba untuk baik, dan manusia tak luput dari waktu.” ( Ahmad)

Senin, 25 November 2019


Keterangan Buku:
Judul                     : Corat-coret di Toilet
Penulis                 : Eka Kurniawan
Setter isi              : Fitri Yuniar
Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : April 2014
Tebal                     : 124 hlm.
ISBN                      : 978-602-03-0386-4

Peter Pan

 Sebuah kumpulan cerpen yang menceritakan fenomena di era tahun 2000. Dimana pada era ini pemerintah memerintah dengan leluasa dan para mahasiswa mencoba untuk menegakkan revormasi. Dalam cerpen - cerpennya Eka Kurniawan menceritakan sebuah fenomena - fenomena rvormasi dengan gaya yang berbeda dan dapat diterima oleh khalayak umum. Dimana gaya yang di balut kedalam ceerita membuat orang kan berfikir kalau pada jaman itu belum adanya kebebasan berpendapat, perjuangan mengutarakan pendapat, dan kemalangan nasib ketika berpendapat.
Begitulah Peter Pan berjuang, hingga suatu waktu     "sebagian besar mahasiswa, buruh, para pedagang, pegawai kantoran, dan bahkan para pegawai negeri mulai turun ke jalan secara serempak. Mereka berkumpul  bersama dalam satu kesepakatan bahwa sang diktator  memang tak layak lagi dipertahankan." Kutipan dari cerpennya yang berjudul Piter Pen  ini
Terlihat begitu jelas bahwa ia menginginkan sebubuah perubahan, dia terus berjuang menghasut dan memberi wejangan kepada masyarakat bahwa mereka sedang terkurung didalam sangkar dan tak bisa keluar. Mereka kurang mendapatkan keadilan dan hanya bisa diam meratapi keadaan.   Dalam cerpen ini mengisahkan seorang yang bernama Piter yang terus berjuang, hingga akhirnya masyarakat dan mahasiswa pun mendengar seruan seruan itu. Walau dia semakin hari semakin tak di kenal tapi ambisinya untuk mendirikan perang griliya untuk meruntuhkan masa itu berbunga. Hanya sayangnya setelah dia berhasil melakukannya, dia ditangkap oleh sekelompok orang di depan mata sang kekasih, yang membuat kekasihnya tak henti kesepian hingga tanggal di janjikan ya pernikahan mereka.
  Dari cerpen ini penulis inggin mengambarkan suasana pada era dimana masyarakat, mahasiswa tidak boleh berpendapat, tidak boleh menyalurkan aspirasinya dapat dilihat, ketika tokoh Piter pen ini di tangkap dan tidak tau di bawa kemana, menunjukan bahwa pada cerpen ini menjelaskan jika ada yang Perpres siap untuk di eksekusi

dongeng sebelum bercinta

Di cerpen yang lainnya, seperti cerpen berjudul dongeng sebelum bercinta juga menjelaskan tentang seseorang yang tidak merdeka. Dia menceritakan kemalangan gadis yang merasa tidak merdeka, karena perjodohan orang tuanya. Dan dia inggin bebas dari kekangan tersebut. Hal ini menunjukan pada era 2000 anemang belum sepenuhnya orang - orang merasakan kemerdekaan dan mereka hanya merasakan hal yang mengikat aturan terhadap mereka.
  Dalam cerpen ini, menceritakan bahwa tokoh di jodohkan dengan orang yang sering bermain dengan dia sejak kecil, disini terlihat suasana hati tokoh yang terpaksa menerima perjodohan, tidak bisa menolak, atau pun mengekang perjodohan tersebut. Sampai pada suatu ketika ia meminta kekasihnya untuk membawanya lari, tapi hasilnya sang kekasih tak bisa berbuat apa - apa. Bahkan sang kekasih  pun  pergi begitu saja. Yah jelas hal ini yang membuat tokoh harus menerima perjodohan itu .
Akhirnya dia menikah dan disertai janji, jika inggin bercinta sang suami harus mendengarkan dongengnya sampai tuntas. Di sini di ceritakan bahwa dongeng yang di bawakan tak berujung darinhari Kejari dongeng yang sama terus di ceritakan. Sampai pada saat tokoh menceritakan semuanya kepada sahabatnya. Saran dari sahabatnya pun dia harus menyelesaikan dongengnya sampai selesai, dan segera bercinta dengan sang suami. Dan disinilah pengakuan si tokoh bahwa dia tak perawan lagi, makanya dia takut untuk menyelesaikan dongeng itu. Dia bercerita bahwa selama berpacaran dia selalu berdongeng sebelum bercinta.
  Disini dapat di lihat bahwa penulis inggin menceritakan pada masa dahulu, tak ada yang bisa di tentang, susah berpendapat, dan jika sudah di ucapkan maka harus dilakukan. Dan tokoh yang Perpres dengan itupun tak bisa berbuat apa - apa. Dia hanya terlihat pasrah dan tak memberotak sedikitpun.

coret - coret di toilet

 Ini juga dapat di lihat di cerpen cerpen lanjutannya tentang coret - coret di toilet di sana penulis menceritakan pendapat - pendapat yang di tampung di dinding toilet. Yang menunjukan belum adanya kesetabilan dari kebebasan berpendapat. Dimana mereka hanya dapat berpendapat di dinding - dinding toilet yang mengambarkan keingginan untuk bebas dari kekangan.(Dengan sebuah pena, ia membuat tanda panah dari
kalimat yang terbaca, dan menulis, membalas, ”Jangan
memprovokasi! Revolusi tak menyelesaikan masalah.
Bangsa kita mencintai kedamaian. Mari melakukan perubahan secara bertahap.”) disini tertera sebuah kalimat ajakan yang membuat pembacanya menilai bahwa cerita ini akan bertujuan untuk membawa pbaca ke era dimana belum terjadi kebebasan berpendapat.
  Dan ini adalah gambaran dari kumpulan cerpen Coret - Coret di Toilet.  Di cerpen ini penulis menjelaskan suatu momen ketika pendapat tak bisa diutarakan. Membuat mereka menulis dan terus menulis didinding dinding toilet itu. Di dalam cerpen ini di jelaskan ada yang berpendapat dan ada juga tulisan tulisan iseng yang di torehkan pada dinding toilet yang polos  pada akhir cerpen di jelaskan jika ada yang akhirnya angkat suara bahwa, jika mau beraspirasi maka ungkapkan, jangan membuat kekacawan di dinding yang tidak bersalah itu.
 Disini adalah gambaran jika pada masa di tulikanya cerpen ini semua pendapat tak bisa di ucapkan . Semua pendapat hanya bisa di simpan didalam hati, dan tiada bisa untuk direalisasikan. Semuanya hanya berujung pada aspirasi yang tak pernah selesai.
 Jadi menurut saya kumpulan cerpen ini sangat bagus untuk pengetahuan. Siapapun yang membacanya harus baca sampai akhir supaya mengerti apa pesan dari penulis terhadap cerpen yang di tulis oleh penulis. Dan ungkapan terakhir dari saya.

Teman Kencan ( halaman 30)
Pada bagian ini penulis menceritakan kisah tentang seorang lelaki yang kesepian di kos saat malam minggu tiba. Nasib sial memang sedang menghampiri dirinya. Kuliahnya terbengkalai karena saat itu sebagai mahasiswa ia ikut serta dalam menumbangkan diktator masa orde baru, ayah dan ibunya jauh di kampung halamannya sana, dan kekasihnya pergi meninggalannya. Lelaki itu bertekad untuk memulai kuliahnya lagi, saat ini karena masih malam minggu lelaki itu berniat mencari perempuan untuk diajaknya berkencan. Lelaki itu lalu mengingat gadis bernama Nurul, lalu ia mendatangi telepon umum untuk menelponnya. Tetapi Nurul sedang berkencan dengan lelaki lain. Ia tidak putus asa, dirogohnya uang receh untuk menelpon teman perempuan lainnya, Sophia.  Sayangnya lelaki itu hanya menerima jawaban dari operator. Lelaki itu pergi meninggalkan telepon umum, bergerak menuju angkringan dan memesan nasi bungkus dan teh jahe,juga ditemani dengan rokok. Angkringan sepi, lelaki itu membaca berita bekas bungkusan nasi. Berita tentang seorang artis Desy Ratnasari yang menikah. Senyum artis itu mengingatkannya pada mantan kekasihnya dulu, namanya Ayu.
 Kerinduan tanpa permisi datang menghampiri lelaki itu. Lalu ia bertekad untuk menghubungi Ayu, ia tidak mau kembali lagi kos sebelum berhasil berkencan dengan perempuan. Setelah membayar makanan di angkringan, lelaki itu kembali menuju telepon umum. Merogoh sisa uang receh yang ia punya. Panggilan diterima, namun bukan Ayu yang menjawab, melainkan orang lain. Orang itu memberi tahu jika perempuan yang bernama Ayu sudah pindah. Lelaki itu bertanya apakah orang itu punya nomor telepon Ayu, dan beruntungnya orang itu punya.  Lelaki itu memencet nomor Ayu, dan berhasil. Ayu yang mengangkat telponnya. Candaan hangat Ayu masih sama, lelaki itu mendatangi rumah Ayu. Betapa bahagianya ia, sayangnya itu tidaklah lama. Sampai mereka bercakap-cakap dan Ayu mengatakan kondisinya saat ini, yang justru membuat laki-laki itu kecewa.
Cerpen teman kencan bercerita tokoh yang menyedihkan akibat urusan revolusioner, ada percakapan menarik tokoh dengan mantan kekasihnya pada halaman 34-35
“Masya Allah, apa kabar sayang? Kau di Yogya? Sehat-sehat saja? Masih hidup?”
“Aku baik-baik saja.”
“Tidak diculik?”
“Tidak.”
“Tidak ditembak?”
“Tidak.”
Percakapan tersebut seperti megulas balik masa orde baru yang dipenuhi tindakan kejam bagi para penentangnya. Juga terdapat sisipan lelucon untuk menghidupkan tokoh utama yang kesepian. Terdapat dihalaman 30-31
Wajah cantik seorang gadis tiba-tiba muncul di otakku, seperti potongan klip iklan yang memotong secara kurang ajar sebuah acara televise. Ia tersenyum menawarkan diri, “Kencanilah aku, bebas ketombe dan bisa menghilangkan sakit hati. Jika sakit berlanjut, segera hubungi dokter.”  Selain terdapat lelucon, dalam cerpen ini Eka Kurniawan juga mengajak pembaca untuk mengingat kembali masa reformasi. Di dalam cerpen memang diceritakan jika mahasiswa tidak memberikan apa-apa baginya saat berusaha menumbangkan rezim orde baru, seperti yang ia tulis dalam cerpen sebelumnya. “Terlalu mahal untuk hasil yang tak ada artinya.”
Tetapi menurut saya,peralihan masa orde baru menuju reformasi memberi pengaruh pada masyarakat. Reformasi memberikan hak kebebasan berkumpul dan berpendapat, tidak hanya itu reformasi juga memberikan batasan masa jabatan presiden yang berarti presiden hanya memiliki dua kali masa jabatan, dengan adanya pembatasan ini bisa menghindari kekuasaan yang bersifat langgeng. Selanjutnya adanya kebebasan pers. Di era orde baru hanya media yang pro dan pendukung pemerintah saja yang diperbolehkan ada, sebaliknya jika yang kontra dan mengkritik pemerintah harus dibungkam. Hal semacam inilah yang membuat masyarakkat memberontak, di masa orde baru orang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Era reformasi memberi kebebasan pers, bahkan sampai saat ini kita masih bisa merasakannya. Kebebasan pers dapat memberi perubahan pada pemerintah memalui pendapat dan kritik masyarakat, namun harus diketahui kritik dan pendapat yang disampaikan harus sesuai dengan tata krama. Reformasi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan melalui program pemerintah yang sukses, coontohnya transmigrasi, KB, berkurangnya buta huruf, swasembada pangan, gerakan wajib belajar, dan berkurangnya pengangguran.

Rayuan Dusta untuk Marietje (halaman 38)
Cerpen ini menceritakan tokoh Aku yang datang ke Batavia menjadi prajurit bayaran. Padahal ia hanya berbohong karena ia tidak memiliki apapun lagi. selain miskin, tokoh Aku juga yatim piatu. Ia mengarungi samudera hanya untuk datang ke tempat antah berantah yang kata orang  Hindia Belanda menjanjikan segalanya, semuanya tercukupi, sayangnya tokoh Aku tidak punya pacar. Ia kesulitan mencari pacar dengan tipe bule, teman-temannya berpacaran dengan pribumi yang hitam, dekil, bodoh, sedangkan tokoh Aku tidak berselera. Dulu ia punya teman di Belanda namanya Marietje, mereka penah bekerja bersama di toko roti. Tokoh Aku mencintai Marietje, teman tokoh Aku yang mendengar kisah sedihnya memberi saran untuk mengirimi Marietje surat dan undang saja ke Hindia Belanda. Tokoh Aku putus asa karena Marietje tak mungkin datang karena jarak tempat Marietje dengannya jauh, saat tokoh benar-benar merasa putus asa, terdengarlah berita bahwa Terusan Suez dibuka. Tokoh Aku mengirim surat berharap Marietje datang, namun ia tidak juga datang. Disurat berikutnya dikatakannya Hindia Belanda kaya, dan ia akan menaklukan seluruh daratan dan lautan Hindia Belanda, mengambil harta karunnya, dan berkuasa diatasnya. Ternyata surat itu benar-benar membuat Marietje datang dan menagih semua yang dijajikan tokoh Aku.
Selain bercerita tentang era reformasi cerpen karya Eka Kurniawan juga membahas masa kolonialisme antara lain Rayuan untuk Marietje dan Siapa Kirim Aku Bunga. Pada cerpen Rayuan Dusta untuk Marietje diceritakan sebagaimana masyarakat Eropa berwatak kolonial pada umumnya, tidak menyukai gadis pribumi, dan ingin mempertahankan darah aslinya, maksudnya tokoh Aku tidak ingin kebodohan orang-orang pribumi bercampur dengan darah Belanda yang pada kala itu lebih berkuasa dalam bidang apapun. Seperti dalam ungkapan yang dikatakan tokoh Aku.
Kawan-kawanku sering meledek keegoisanku untuk memiliki kekasih bule, tapi dengan terus terang kukatakan pada mereka bahwa aku ingin menjaga kemurnian darahku. Darah Eropa dengan keluhuran peradaban, pengetahuan, filsafat, dan tetek-bengeknya. (halaman 39)
Penulis menceritakan begitu detail tentang orang-orang Belanda yang merampas segala kekayaan alam dimuka bumi nusantara. Tentang niat mereka yang berkuasa hanya karena ingin membahagiakan perempuan Belanda yang dibutakan kekayaan, juga karena kebodohan penduduk pribumi yang tidak bisa mengolah harta karun dinegerinya sendiri. Orang-orang Belanda dengan sangat senang hati hidup dengan segalanya, dengan emas dan permata yang belum digali, hidup ditanah luas tidak seperti di Belanda yang tanahnya sempit, juga rempah-rempah yang berlimpah. Dapat dilihat dari pernyataan tokoh pada halaman 46-47.
Maka bersama pemuda-pemuda Belanda yang gagah berani, aku mengangkat senjata. Berperang di barat dan di timur, menaklukan seluruh negeri antah berantah ini. Memang ada perlawanan hebat, tapi kami selalu menang! Sejarah kemudian mencatat kami Berjaya di tanah bar-bar tersebut. Bendera kerajaan Belanda berkibar di seluruh pelosok, merah, putih, biru. Kami mempersembahkan negeri kaya raya ini untuk Raja dan Ratu kami yang mulia. Oh tidak, tentu saja untuk kekasih-kekasih kami tercinta. Dan bagiku sendiri, terutama untuk Marietje tersayang, yang sudah tak berjerawat dan sedikit agak pintar. Begitulah cerita penaklukan kami yang gilang-gemilang. Penaklukan di atas kebodohan makhluk-makhluk negeri tak bernama ini-kami sendiri yang kemudian memberinya nama Hindia Belanda.
Meskipun selalu disebut sebagai manusia bodoh yang belum memiliki teknologi maju, orang-orang pribumi senantiasa melakukan perlawanan untuk mengusir orang-orang Belanda yang menguasai negerinya, walaupun perlawanan yang mereka lakukan gagal tetapi perlawanan mereka menciptakan manusia-manusia yang gigih, pantang menyerah, serta menumbuhkan semangat persatuan yang tinggi. Hingga pada akhirnya Belanda dapat ditumpas, meski dalam jangka waktu yang lama.

Hikayat Si Orang Gila (halaman 48)
Cerpen ini menceritakan tentang orang gila yang kelaparan ditengah-tengah konflik, ia tidak bisa makan karena orang yang biasa memberinya makan pergi mengungsi ke tempat yang jauh dari konflik bersenjata. Ia berusaha mencari makan mengais tong sampah, namun karena kota kosong tidak berpenghuni maka si orang gila tetap kelaparan. Cerita Hikayat Si Miskin mungkin saja menceritakan tentang dampak dari Darurat Operasi Militer (DOM) yang terjadi di Aceh, dan sebenarnya dampak tersebut dirasakan oleh warga sipil. Dan dalam cerpen ini diwakilkan oleh orang gila. Dari rumah ke rumah si orang gila mencari makanan dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, tapi tak kunjung juga menemukan. Yang ia tahu hanya ada segerombolan orang yang bernyanyi-nyanyi dengan senang atas apa yang terjadi di tempat itu. Juga suara tembak menembak yang tak kunjung berhenti.
Si orang gila mendengar suara tembakan dari daerah seberang, ia berjalan terseok menuju tempat itu. Mungkin saja orang dengan senapan bisa memberi makanan untuk perutnya yang menyedihkan. Tapi sayang ia tak mendapat apa-apa. Seluruh rumah hancur, tidak ada yang bisa diharapkan. Tetapi ada satu rumah yang masih utuh, sayangnya rumah itu tidak meninggalkan jejak apapun. Si orang gila terkapar dalam rumah tersebut, berharap ada bantuan makanan datang. Namun tak kunjung ia dapatkan.
Dari cerita di atas kita dapat menyimpulkan betapa sengsara kehidupan warga sipil, akibat teror dan kekerasan konflik bersenjata. Belum lagi munculnya Gerakan Aceh Merdeka yang menjadikan warga sipil dalam situasi DOM Aceh berarti menjadi penghianat dari kedua kubu yang berkonflik. Banyaknya korban jiwa, pengusuran, penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan kebrutalan tentara juga diceritakan dalam cerpen ini. Terdapat pada halaman 55.
Orang-orang itu mulai masuk menggeledah setiap rumah sambil berteriak-teriak, dan setelahnya rumah-rumah itu dibakar, menyisakan puing-puing dan bara dan abu. Memang bagi seseorang prajurit tiada yang menyenangkan daripada memperoleh rampasan perang dan itu mereka perlihatkan tanpa malu-malu. Secepat mereka datang, secepat itu pula mereka pergi. Membawa apapun yang dapat mereka bawa. Pergi mencari lading perburuan yang baru.
Dikaitkan dengan kondisi nyata, memang konflik bersenjata sering kali berpindah-pindah tempat. Semua daerah mendapatkan dampak buruk meski daerah tersebut tidak memiliki sangkut paut dengan masalah yang terjadi. Pemerintah berusaha untuk meredam konflik, tetapi tidak dapat mengakhiri konflik, justru melahirkan gerakan separatis, ditambah orang-orang yang berkonflik tidak senang dengan pemerintah. Hal itulah terjadi sebagai aksi balasan atas tindakan represif tentara pemerintah.
Si Cantik Yang Tak Boleh Keluar Malam (halaman 57)
Cerita ini bermula ketika Si Cantik yang sudah berumur tujuh belas tahun meminta diizinkan keluar malam, sebagai hadiah terindah yang menurutnya paling layak. Namun yang terjadi tidak sesuai keinginan Si Cantik. Ia berharap bisa ,emhadiri pesta teman-temannya, atau berkemaah di pinggir pantai, atau nonton konser, atau apapun menghabiskan malam di luar rumah bersama para sahabatnya. Ketika kebosanan mulai menyumbat semua seleranya, ia akhirnya memberanikan diri bicara kepada ayahnya kembali. Si Cantik mengatakan kepada ayahnya jika ia sudah besar, ia ingin kadang-kadang mengobrol dengan teman-temannya. Ayahnya mengatakan bahwa Si Cantik bisa mengobrol dengan temannya menggunakan pesawat telepon dan boleh mengobrol dengan temannya sepuasnya ytanpa harus keluar malam. Si Cantik melakukan berbagai usaha sampai membuat keributan di rumah dengan teman-temannya namun usahanya sia-sia, ayahnya tetap tidak mengizinkan ia keluar malam. Penderitaan itu semakin menjadi-jadi ketika menjelang hari kenaikan kelas, ia jatuh cinta kepada seorang pemain teater sekolah.sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, acara kenaikan kelas selalu dihiasi berbagai macam acara kesenian murid. Dan laki-laki itu, konon akan memerankan Romeo dalam salah satu drama termashyur Shakespeare yang diadaptasi total oleh kelompok teater anak-anak kelas dua menjadi tontonan yang penuh lelucon dan banyolan serta akhir yang tidak terlalu tragis.
Si Cantik dan si Romeo ternyata sekelas dalam les Inggris. Dan pada minggu kedua sejak latihan pertama Romeo and Juliet, mereka sudah begitu akrab. Tanpa basa-basi yang bertele-tele si Romeo bilang kalau ia jatuh cinta kepada Si Cantik. Si Cantik dengan gugup dan muka pucat menjawab bahwa ia ingin Romeo memberikan waktu untuk memikirkannya. Berhari-hari semenjak itu, si Romeo terus menerus menanyakan apakah cintanya dibalas atau tidak, namun Si Cantik terus berkata agar Romeo menunggunya. Pada malam pentas seni kenaikan kelas sekolahnya, Si Cantik diam-diam merencanakan suatu rencana. Ia hendak menemui Romeonya dan membalas cintanya. Pentas Romeo and Juliet yang sederhana itu ditonton hamper seluruh teman-temannya. Dadanya bergetar hebat. Jika pentas itu berakhir, ia akan segera berlari ke belakang panggung menemui Romeo yang dirindukannya. Sementara aula dipenuhi suara tepuk tangan dan jeritan histeris gadis-gadis, Si Cantik tergopoh-gopoh berlari keluar dan memutar ke balik panggung. Ia mencari-cari Romeo, akhirnya ia temukan Romeo keluar dari bilik bersama Juliet. Keduanya berjalan bergandengan tangan dan masih mengenakan kostum panggung mereka. Si Cantik berlari menyongsong dan menghadang mereka. Si Cantik menyapa Romeo. Seketika meraka berdua berhenti dan Romeo menyapa Si Cantik. Si Cantik  memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Romeo.
“Sayang, aku mencintaimu”
Kesunyian menyergap mereka bertiga sesaat. Romeo memandang Si Cantik, lalu memandang Juliet. Juliet memandang Si Cantik dengan pandangan bingung. Akhirnya setelah beberapa waktu saling pandang, Romeo berkata bahwa Si Cantik terlambat, karena Romeo Dan Juliet memutuskan untuk melanjutkan kisah cintanya di luar panggung. Romeo dan Juliet kemudian berlalu, Si cantik menatapnya dalam pandangan yang kabur karena air mata yang tumpah tak tertahankan sampai semuanya terasa gelap dan kosong. Sejak malam itu, konon Si Cantik tak pernah kembali ke rumahnya. Beberapa orang masih sering melihatnya malam-malam di pub dan diskotek, atau di lobi sebuah hitel. Ada desas-desus ia menjadi kupu-kupu malam. Tapi sebagian orang lebih percaya kalau ia mati bunuh diri dan yang sering terlihat itu konon hantunya yang masih penasaran.
Menurut saya cerita ini memberikan pelajaran bahwa seorang anak pun pasti juga menginginkan kebebasan jika terus menerus dikekang akan membuat anaknya menjadi tertekan dan merasa tidak percaya diri. Dan anak pun melakukan hal yang nekat karena merasa ia tidak akan diperbolehkan melakukan apa yang diinginkannya, sehingga ia menjadi anak yang nekat. Karna merasa tertekan. Namun orang tua melarang pasti juga tidak ingin anaknya kenapa-kenapa dan juga untuk kebaikan anaknya kedepannya.

Siapa Kirim Aku Bunga? (halaman 67)
Menceritakan kisah tetang Kontrolir Henri yang terjadi di Hindia Belanda pada akhir tahun 20-an. Kisah cintanya yang menyedihkan, menjadi dongen turun-temurun. Kisah itu sendiri berawal dari bunga-bunga misterius yang dikirim seseorang kepadanya. Bunga-bunga mawar misterius itu pertama kali ia dapatkan di meja langganannya di restoran milik sahabatnya. Buket yang terdiri dari beberapa tangkai bunga mawar itu tergeletak begitu saja di atas meja. Ada secarik kertas terselip di antara tangkai-tangkai bunga itu, bertuliskan satu kalimat pendek yang kemudian banyak mengubah hidupnya. “Untuk Henri”.ia menoleh ke sana-kemari dan mendapati seorang gadis penjual bunga di muka restoran. Ia gadis bumiputera, asli Jawa. Henri bertanya kepada gadis penjual bunga itu siapa saja yang membeli bunga-bunganya. Gadis itu berkata bahwa yang membeli ada sinyo-sinyo dan noni-noni
Ketika Henri bertemu dengan para sahabatnya mereka membicarakan masalah politik. Ternyata pemerintah sudah bisa menegakkan kembali rust en orde. Beberapa yang jij sudah kirim ke penjara, tapi juga ke Boven Digoel. Hingga malam pun dating, ia dengan putus asa ia meletakkan bunga mawar itu di atas meja di samping tempat tidurnya. Ia nyaris gila dibuatnya. Henri sering kali menatap gadis penjual bunga tersebut dan lama kelamaan henri menjadi akrab dengan gadis penjual bunga. Dan ketika ia merasa tak sanggup lagi menahan wabah cintanya, ia memutuskan untuk mendekati gadis itu, di depan restoran di sore hari, tepat seperti pertama kali ia berjumpa. Ia membeli seikat bunga mawar yang indah darinya.
“Untuk Meneer, tak usah dibayar,”
Henri bertanya “Kenapa aku tak boleh membayar?”
“Bunga itu lambing cinta, dan kau manusia yang kering cinta. Sudah selayaknya kau peroleh banyak-banyak bunga.” Kata gadis itu.
Henri bertanya lagi “Mengapa kau menjual bunga?”
“Untuk Republik” jawab si gadis.
Henri kiemudian menyatakan cintanya kepada si gadis penjual bunga, karena ia telah mengetahui bahwa gadis tersebut yang selalu mengiriminya bunga mawar. Namun gadis penjual buga tersebut mengatakan bahwa Henri harus menemui kedua orang tuanya untuk memminta izin. Namun ketika Henri menanyakan dimana keberadaan kedua orang tua si gadis tersebut namun tak disangka jawaban si gadis membuat Henri terkejut. Bahwa kenyataanya kedua orang tua si gadis berada di Boven Digoel dan yang telah mengirim mereka adalah si henri sendiri. Beberapa waktu setelah itu, ia pulang ke negeri Belanda membawa luka cintanya yang menyedihkab. Ia mengakhiri hdiupnya dengan meminta sebuah took bunga mengiriminya seikat mawar merah di pagi dan sore hari san dengan keputusan doket yang mengatakan bahwa ia menderita skizofrenia.
Menurut saya cerita ini bagus. Cerita ini menceritakan tentang kehidupan masa lalu karna pada masa itu semuanya dikuasai oleh Hindia belanda. Sekolah, volkksraad, surat kabar semuanya diberikan Belanda, sehingga membuat rakyat pribumi hanya menjadi bawahan saja. Dan jika ada rakyat pribumi yang melakukan kesalahan akan dikirim ke Boven Digoel. Cerpen ini bahasa nya juga mudah dimengerti.

Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti (halaman 77)
Menceritakan tentang Si bandit Kecil Pencuri Roti yang sering dibicarakan di kota kami. Ia baru berumur sepuluh tahun. Ceritanya sendiri sudah lewat beberapa tahun yang lalu, ketika took-toko masih belum sebanyak sekarang danpak polisi masih bersikap ramah terhadap warga kota. Ia bocah gesit, ia juga periang, bermain dengan semua anak sebaya, dan rajin pula membantu orang-orang sehingga penduduk kota sesungguhnya sangat menyayanginya. Bahkan para penduduk menawarkan agar ia tinggal berasama mereka atau untuk masuk sekolah namun ia lebih memilih tinggal di hutan kecil di pinggiran kota, dan menjadi bocah paling bebas dari dinding-dinding sekolah dari pukul tujuh pagi sampai satu siang. Asal-usulnya sendiri memang tak begitu jelas, ia sudah ada di sini, sejak masiih kecil sekali. Tanpa ayah, tanpa ibu, dan tanpa rumah. Ia berumur sepuluh tahun ketika kota mengalami kemajuan. Toko-toko baru bermunculan, semuanya berubah. Kota ini menjadi kota yang begitu cantik. Tetapi diantara orang-orang yang berbbahagia dengan perkembangan kota, justru adalah Si Bandit Kecil sendiri. Kemajuan kota sesungguhnya lebih banyak kami kenal dari kisah-kisah Si Bandit Kecil sahabat kami, karena ia bisa pergi kemanapun ia mau.
Tapi ternyata ulahnya itu membuat warga kota resah terhadapnya.orang-orang mulai tak menyayanginya, dan para orang tua mulai melarang kami bermain dengannya. Pada saat itu ia mulai dipanggil dengan nama Si Bandit Kecil. Bayangkan ia mencuri roti di sebuah toko roti. Kami mendatangi tempat persembunyiannya. Tapi ketika kami sampai ia menawari roti-roti curian itu. Demikianlah ia kemudian semakin dikenal di kota kami sebagai Si Bandit Kecil Pencuri Roti. Para penjual toko roti sangat marah dan mealporkan ke polisi agar polisi menangkapnya. Sejak saat itu ia menjadi buronan polisi. Suatu malam, dua orang polisi dikirim untuk menelusuri hutan kecil itu, mencarinya jika ia ketemu. Ketika di hutan kedua polisi berbincang-bincang mengatakan bahwa SI Bandit Kecil membuat polisi sesibuk ini. Salah satu polisi berkata,
“Andai saja bocah itu punya seorang ibu yang mengurusnya…”
Tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas pohon cokelat tepat di hadapan kedua polisi itu.
“A-apa kata kalian abrusan?”
Kedua polisi saling pandang, sambil mengarahkan senter ke muka si bocah.
“Kalian bilang aku punya ibu?”
Untuk kedua kalinya, kedua polisi saling pandang. Dan si bocah itu berlutut dengan kedua tangannya terdekap di dadanya. Ia menangis tersedu-sedan kemudian ia berkata,
“Bapak polisi, antarkan aku kepada ibuku. Aku ingin punya ibu sendiri yang akan membawaku pergi ke pasar malam. Aku ingin punya ibu sendiri yang akan memberiku rumah. Aku juga ingin punya ibu sendiri yang akan memberiku uang untuk membeli roti sehingga aky tak perlu mencurinya…”
Ia masih menangis dan tangisannya semakin meraung-raung ketika kedua polisi itu menangkap tanganya, memborgolnya, dan menyeretnya ke kantor polisi saat itu.
Menurut saya cerpen ini mengajarkan kita untuk tetap bersyukur terhadap apa yang sudah diberikan kepada kita, karena diluar sana banyak orang-orang yang tidak mampu, sampai melakukan perbuatan yang jahat untuk mencukupi dan menghidupi kehidupannya. Serta kita dapat mengambil pelajaran, sesusah apapun keadaan kita saat ini, jangan sampai kita melakukan perbuatan jahat yang merugikan orang lain, tetap berbuat baik, karena pada dasarnya setiap perbuatan pasti ada balasannya.
Kisah dari Seorang Kawan
Cerpen kesepuluh berjudul Kisah dari Seorang Kawan bercerita tentang sekelompok mahasiswa yang luntang-lantung tak punya uang dan tidur di kampus, saling berkisah satu sama lain tentang keluarganya, kisah-kisah kehidupan masyarakat yang tragis, setragis kehidupan mereka sendiri yang makan pun harus menunggu malam, mencari sisa makanan yang belum basi di kantin kampus. Itu semua terjadi kerika lampu-lampu jalan, lampu pelataran,lampu taman, dan lampu di pos satpam mulai menyala. Malam terasa meluncur lebih cepat lagi.Di kala itulah, para gelandangan kampus mulai menggeliat. Merekalah para mahasiswa, nyawa kampus, para aktivis gerakan, para pecinta alam, seniman-seniman, jurnalis-jurnalis, yang sebagian memanglah tidak memiliki pondokan. Ruang-ruang kumuh yang penuh rongsokan menjadi tempat tinggal mereka, dan lorong-lorong, tangga, serta kursi menjadi teman tidur yang indah. Di pojok sebuah taman, duduk berkerumun empat orang mahasiswa. kata Si Baret Guevara,Si Kaki Pincang, mahasiswa kurus berwajah melankolis, dan mahasiswa gkndrong. Mereka membicarakan tenteng profesi dari ayahnya. Ada yang berprofesi sebagai tentara,petani kecil,guru SD,hingga tahanan kriminal. cerita yang satu ini tentang saudagar kapitalis yang menjual beras. Dimulai dari membeli 8 kios, menimbun beras. Saudagar itu menjual harga lebih murah dari harga normal. Namun, menjual kepada pedagang lebih tinggi dari harga standar. Miris dan ironi yang pernah terjadi pada zaman orde baru Kesunyian yang mengerikan tiba-tiba melanda, diisi oleh helaan napas berat keempat kawanan itu. Ketika malam semakin bergerak, mereka beranjak dari tempat duduknya yang berupa balok-balok beton penghias taman. Tersaruk-saruk mereka menelusuri koridor ruang-ruang kuliah, menuju ruang kantin.Meja-meja dan kursi-kursi berderet tak teratur, sebagaimana terakhir kali ditinggalkan para mahasiswa siang tadi, ketika kantin tutup. Keempatnya tak pernah mampir di kantin tersebut kalau siang karena harganya mahal. Hanya mahasiswa-mahasiswa asing dan mahasiswa-mahasiswa borjuis biasa makan di situ, memisahkan diri dari gerombolan mahasiswa lain yang makan di kantin kumuh di samping tempat parkir.Keempatnya menemukan kotak makanan tergeletak di meja makan. Seporsi makanan yang nyaris masih utuh, hanya bekas sedikit dicicipi. Tampaknya si pelanggan keburu tak berselera. Si Gondrong menciumi makanan itu dan berkata:
”Tidak basi!”
Keempat kawanan itu lalu memakannya bersama-sama. Mengobati rasa lapar untuk malam hari mereka yang tak begitu indah, yang segera akan mereka lalui.
Dewi Amor
Ketika bel berbunyi yang menandakan jam istirahat sudah habis, aku dan sahabatku masuk kelas. Di tengah udara panas seperti ini, dua jam pelajaran ke depan sungguh-sungguh merupakan saat penuh godaan untuk jatuh tertidur di atas meja. Aku tidak ngantuk sebagaimana biasa. Anganku telah sepenuhnya melesat kepada sosok pemilik wajah cantik itu. Aku teringat rambut hitamnya yang dipotong pendek sebahu, meliuk bak air terjun. Dan matanya yang sesekali kuintip, begitu sayu dan teduh, dengan alis mata yang menerawang tipis. Ketika kami tertawa, ia cuma tersenyum sedikit. Sedikit saja seolah ia cuma menggeser garis bibirnya ke samping. Ya ampun, ia bagaikan teka-teki yang menawan! Bagaikan bulan purnama yang cemerlang namun penuh misteri. Bagaikan senja merah yang meriah namun menyimpan kesedihan.Waktu dengan cepat berlalu. Bel terakhir akhirnya berbunyi. Saat itu aku sudah tahu bahwa aku, laki-laki tak tahu diri ini, telah jatuh cinta kepada Laura. Sepanjang sore tokoh aku selalu membayangkan sosok Laura. Membayangkan ketika Laura sunguh-sungguh menjadi kekasih tokoh aku. Berjalan berdua bersamanya,di suatu malam Minggu, dengan bergandengan tangan dan kaki telanjang terbenam ke pasir basah di pantai,dan membeli es krim,lalu menikmati hujan bintang yang gegap-gempita. Atau mungkin pergi ke bioskop; tokoh aku ingin mendekapnya dan membiarkan kepalanya jatuh di bahu tokoh aku. Dari semua kemungkinan itu, yang paling tokoh aku inginkan adalah duduk berdua dengannya di suatu malam, ditemani sebatang lilin, memakan kue tart (mungkin dalam rangka perayaan ulang tahun, atau bahkan hari bukan ulang tahun), serta diiringi lagu-lagu Elton John dari tape.Ketika tokoh aku sedang mengkhayalkan itu semua, tiba-tiba tokoh aku didera satu rasa takut yang mengerikan:Rasa takut iu adallah bagaimana jika si cantik itu sudah memiliki kekasih. Hingga akhirnya suatu hari tokoh aku tahu nomor telepon rumah Laura melalui suatu penyelidikan yang saksama. Tokoh Aku sudah merencanakan untuk meneleponnya, tapi sudah dua hari tak juga ia lakukan. Suatu malam tokoh Aku memberanikan diri untuk menelpon Laura. Hingga akhirnya tokoh Aku sering berjumpa dengan Laura.Pada akhirnya tokoh aku berada di puncak  kehancurannyayakni ketika tokoh aku mensaksikan Laura tengah berjalan dengan seorang pemuda lebih dari itu,mereka berjalan bergandengan tangan dengan kemesraan yang tak dibuat-buat. Desas-desus ia memang kekasih Laura yang tak banyak dikenal orang. Katanya ia bersekolah di tempat yang lain, atau mungkin sudah di universitas. Akhirnya tokoh aku bertemu dengan laki-laki itu. Tanpa bisa dikendalikan, didorong oleh amarah yang menggelegak di dadanya, tokoh aku melayangkan tinjuan kepada laki-laki tersebut, dan ketika ia mulai hendak melawan, dirinya sudah begitu babakbelur. Orang-orang berlarian melerai sementara Laura berteriak-teriak menjerit histeris. Aku berlari saat laki-laki itu akhirnya tergolek di tanah. Hingga seluruh teman laki-laki atau perempuan semuanya mencemooh tokoh aku, mencibir, dan menertawainya;
“lihat laki-laki itu, berkelahi karena patah hati!”
Tokoh Aku semakin hancur terpuruk. Tokoh Aku tak memperoleh Laura dan sebaliknya, tokoh aku kehilangan banyak sahabat. Di tengah kemerosotan tokoh aku, satu kesadaran baru hinggap di kepalanya yang bebal.Oh cinta, betapa ia bisa membuat orang melakukan apa saja, bahkan membuatnya gila sekali pun!
Kandang Babi
Edi Idiot menjaga kampus siang dan malam, tapi ia bukan satpam. Terutama kalau malam, ia adalah raja yang berkuasa di kegelapan pohon-pohon rindang, tapi sungguh, ia bukan Jin Iprit. Ia seperti kita juga: suka makan,beol, bercerita, berteriak menyanyikan ”Obladi Oblada”, atau jika ia sedang tidak bersemangat, ia akan duduk manis menatap jauh kepada segerombolan gadis yang tengah duduk berkerumun: berharap satu atau dua orang tersingkap roknya.Ia tinggal di satu sudut fakultas yang nyaman – senyaman kandang babi. Di sanalah ia tidur kalau ngantuk, bercinta kalau punya kekasih, atau mencoba bunuh diri kalau sedang gila.Empat tahun telah berlalu, dan itu membuatnya betah tetap tinggal di kandang babinya; istananya yang paling hebat. Hobinya memang membuat keributanBernyanyi keras-keras diiringi petikan gitar yang sebenarnya tak pernah nyambung Atau membacakan puisi-puisi cinta yang memilukan hati. Atau lain kali ia mengundang beberapa temannya sesama nomaden untuk sekadar beranjangsana ke pondokannya yang, ”Aih, maaf, agak berantakan. Dialah Edi Idiot. Menyelesaikan sekolah dasar selama sembilan tahun, sekolah menengah pertama empat tahun, dan sekolah menengah atas selama lima tahun; Itulah mengapa ia mendapat gelar idiotPeraturan kampus kemudian melarang mahasiswa tidur di kampus, si penunggu kandang babi bingung kini tak ada lagi tempat tinggal, hutang di kantin banyak, dan tak punya uang untuk bayar pondokan. Tapi nasibnya kali ini beruntung, ia tiba-tiba punya uang. Tapi dengan uang yang kini ada di tangan, benarkah ia mengubah hidupnya yang sudah terlalu lama hidup di kandang babi dengan segala tabiatnya?

Buku Corat-coret di Toilet lebih tepat untuk bacaan usia dewasa, meskipun tidak menutup kemungkinan remaja pun menyukai cerpen-cerpen yang bergaya satire, realis, dan surealis cerita-ceritanya begitu dekat dengan realita kehidupan banyak manusia di sekitar kita, yang mungkin saja terlewatkan oleh kita karena mengangkat kehidupan tragis ironis kadang terasa tabu dan tak menyenangkan untuk disimak.


NOVEL ( Tugas Ujian Akhir Semester)

Novel Judul         : KALATIDHA Karya.      : Seno Gumira Ajidarma Penerbit  : GRAMEDIA Cetakan 1 : januari 2007 Cetakan 2 : februar...