Senin, 30 Desember 2019

NOVEL ( Tugas Ujian Akhir Semester)


Novel
Judul         : KALATIDHA
Karya.      : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit  : GRAMEDIA
Cetakan 1 : januari 2007
Cetakan 2 : februari tahun 2019
Hal             : 240 halaman


Sejarah Indonesia Dalam  Novel  Kalatidha karya S.G.A
Seno Gumira Ajidarma merupakan seorang cerpenis, esais, wartawan, dan pekerja teater. Nama samaran yang dimilikinya Mira Sato, digunakan untuk menulis puisi sampai tahun 1981. Dia lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958, tetapi dibesarkan di Yogyakarta. Ayahnya adalah Prof. Dr. MSA Sastroamidjojo, guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada. Ibunya, Poestika Kusuma Sujana, adalah dokter spesialis penyakit dalam. Seno menikah dengan Ikke Susilowati pada tahun 1981 dan dikaruniai seorang anak bernama Timur Angin. Seno menyelesaikan sekolahnya di SD, SMP, dan SMA di Yogyakarta. Selanjutnya, ia kuliah di Jurusan Sinematografi, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) tahun 1977. Pada tahun 2000, ia menyelesaikan studi di Magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia dan lima tahun kemudian ia menyelesaikan Doktor Ilmu Sastra, Universitas Indonesia. Proses kreatif Seno dimulai tahun 1975, saat itu ia berusia 17 tahun.
 Keterlibatan Seno di dunia seni dimulai saat ia menjadi anggota rombongan sandiwara Teater Alam pimpinan Azwar A.N. Berawal dari dunia teater, Seno kemudian masuk ke dunia sastra. Karyanya yang pertama berbentuk puisi dimuat dalam rubrik "Puisi Lugu" dalam majalah Aktuil, asuhan Remy Sylado. Selanjutnya, Seno menulis cerpen dan esai. Cerpennya yang pertama "Sketsa dalam Satu Hari" dimuat dalam surat kabar Berita Nasional Tahun 1976. Esainya yang pertama dimuat dalam harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Kariernya di dunia kewartawanan dimulai pada tahun 1977 sebagai pembantu lepas harian Merdeka. Selanjutnya, Seno bekerja di majalah kampus Cikini dan menjadi pimpinan redaksi Sinema Indonesia (1980), dan redaktur mingguan Zaman (1983—1984). Seno juga bekerja di majalah Jakarta-Jakarta (1985—1992). Awal tahun 1992, majalah Jakarta-Jakarta berhenti terbit. Seno yang saat itu menjadi redaktur pelaksana harus melepaskan pekerjaannya. Saat menganggur, Seno yang sempat berhenti kuliah kembali melanjutkan studinya di Jurusan Sinematografi di LPKJ yang telah berubah menjadi Fakultas Televisi dan Film, Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Seno berhasil menyelesaikan studinya tahun 1994 dengan skripsi berjudul, "Ciri Bertutur dalam Film Indonesia: Studi atas 20 Skenario Pemenang Citra Festival Film Indonesia 1973—1992." Untuk selanjutnya, Seno berhasil menyelesaikan kuliah doktoralnya di Universitas Indonesia pada tahun 2007.
Seno kembali bekerja di majalah Jakarta-Jakarta akhir tahun 1993, setelah sempat diperbantukan di tabloid Citra. Di majalah Jakarta-Jakarta Seno banyak menulis kritik film. Selain itu, Seno juga mengajar di IKJ pada mata kuliah Penulisan Kreatif dan Kritik Film. Karya Seno antara lain berbentuk kumpulan puisi, cerpen, novel, dan esai. Berikut karya-karya Seno. Kumpulan puisi 1) Mati Mati Mati (1975), 2) Bayi Mati (1978), 3) Catatan-catatan Mira Sato(1978). Kumpulan cerpen 1) Manusia Kamar (1988),Dilarang Menyanyi di Kamar mandi (1995), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996), 6) Negeri Kabut (1996), 7) Atas Nama Malam (1999), (8) Iblis Tak Pernah Mati (1999, 2001), (9) Dunia Sukab (2001), (10) Kematian Donny Osmond (2001), (11) Aku Kesepian Sayang, Datanglah Menjelang Kematian (2004), (12) Sepotong Senja Untuk Pacarku (2002), (13) Linguae (2007). Kumpulan naskah drama Mengapa Kau Culik Anak Kami (2001) Drama "Mengapa Kau Culik Anakku" dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 6-8 Agustus 2001, dan di Societeit, Taman Budaya, Yogyakarta, 16—18 Agustus 2001.
Naskah drama  yang terdapat di dalam kumpulan ini adalah "Clara" yang juga berasal dari cerpen "Clara" yang dimuat dalam kumpulan Iblis Tak Pernah Mati. Karya dramanya yang lain "Pertunjukan Segera Dimulai" (1976). Komik, antara lain, Jakarta 2039, 40 Tahun 9 Bulan setelah 13—14 Mei 1998 (2001), Sukab Intel Melayu: Misteri Harta Centini (2002), Taxi Blues (2001). Novel, antara lain, Jazz, Parfum, dan Insiden (1996), Kitab Omong Kosong (1994), Biola Tak Berdawai (2004), Kalatidha (2007), Wisangeni Sang Buronan (2000), Naga Bumi I Jurus Tanpa Bentuk (2009). Esai, antara lain Affair Obrolan Tentang Jakarta (2004), Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (2005)
Salah satu novel kenamaan SGA adalah Kalatidha. Kalatidha merupakan sebuah novel karya Seno Gumira Ajidarma yang dikategorikan sebagai sastra Indonesia kontemporer. Kalatidha ini lahir pada tahun 2007, dengan melihat karakteristiknya Kalatidha bisa dikategorikan ke dalam karya kontemporer. Kenapa tidak disebut sebagai karya sastra atau karya populer Kalatidha ini? Masalah sastra atau populer dijelaskan oleh Sumardjo dan Saini K.M. (1988: 32) yaitu ada dua hal yang membedakan bacaan fiksi sastra dan bacaan populer. Pertama, tuntutan hiburan ringan pada fiksi populer, dan pada fiksi sastra justru dituntut untuk memberi pemahaman hidup secara luas dan mendalam. Kedua, fiksi populer bisa bersifat eskapisme, yakni melepaskan diri dari kenyataan hidup dan persoalan hidup sehari-hari, sehingga pembaca diajak hiburan untuk melupakan kesulitan hidup. Sebaliknya fiksi sastra mengajak pembaca untuk lebih dekat pada persoalan dalam memahami kehidupan ini. Dari pernyataan Sumardjo dan Saini K.M. itu dapat dinyatakan bahwa novel Kalatidha dikategorikan sebagai fiksi populer sekaligus fiksi sastra karena mengandung kedua unsur tersebut. Bersifat menghibur dikarenakan Kalatidha merupakan kisah pelarian tokoh Aku ke dunia/alam mimpi, khayal, gaib dengan melakukan petualangan seolah menyaksikan
peristiwa-peristiwa nyata.
Dalam Novel Kalatidha banyak menyebutkan hal-hal yang bernuansa romantis. “Romantisme merupakan sebuah aliran kesenian dan kesusastraan yang mengutamakan perasaan, sehingga mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi” (Laelasari & Nurlaila, 2008: 215). Pengungkapan yang begitu pas tentang perasaan romantisnya tokoh Aku diungkapkan ketika dia bertemu dengan anak kecil perempuan yang di kubur di hutan bambu berkabut. Sebenarnya dia sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama ketika berpapasan di jalan. Gadis kecil itu mempunyai saudara kembar, akan tetapi ia lebih menyukai dan mencintai hanya satu di antara mereka. Dia juga tidak mengerti mengapa diahanya mencintai seorang saja meskipun wajah dan tubuh mereka sama. Gadis kecil yang dia cintai akhirnya meninggal dunia karena kebiadaban ‘penguasa’ ideologi pada saat itu. Dia terpanggang bersama kedua orang tuanya dirumahnya yang dibakar massa. Sedangkan gadis kembar yang satunya lagi masih hidup, tetapi dia hidup dalam keadaan gila. Kondisikondisi inilah yang menjadi inspirasi bagi pengarang untuk mengungkapkan untaian
kalimat-kalimat romantisnya. “Sembari menoleh ke arahku ia tersenyum, tetapi aku seperti mendengar ucapan terima kasih” (28).
“Namun seperti juga di dunia fana, di dunia ini cinta bukan tak bisa jadi perkara. Ada kekuasaan untuk memberi dan ada kekuasaan untuk meminta, dan dalam suatu dunia tempat kekuasaan termungkinkan meminta segalanya, tuntutan atas segala cinta juga berlaku kiranya. Penguasa samudera cahaya menghendaki segalanya bagi dirinya, segalanya, termasuk cinta cinta gadisku harus diberikan kepadanya, dan cintaku juga tak luput wajib dipersembahkanckepadanya. Demikianlah bidadariku yang semampai bersayapkan cahaya telah selalu diburunya dengan segala cara” (hal. 59).
Perpaduan antara unsur imaginasi dan realisme terlihat jelas dalam novel ini karena pengarang mengambil ide dan gagasan ceritanya dari persoalan hidup masyarakat. Pada saat itu Indonesia kehilangan sebuah peradaban yang menjelma dalam berbagai krisis multidimensi (krisis politik, ekonomi, sosial, budaya, dan moral) yang menyebabkan runtuhnya nilainilai humanisme.
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Seno_Gumira_Ajidarma

  Dalam novel ini di awali dengan cerita kabut, terselimuti kabut, dan pengakuan bahwa aku adalah kabut, selalu membutuhkan kabut, dan semuanya mengenai kabut itu awal dari novel ini kabut ini adalah elemen yang menurut saya merupakan sebuah rana keabstrakan, sulit untuk dipahami dan memungkinkan pembacanya untuk binggung di bagian awal cerita. Ya tentu dengan cara baca yang berbeda. Bukan dengan cara baca yang memnangapnya sebaai bacaan biasa. Saya demakin tergerak disini bacaan bacaan yang ada membuat saya semakin ingins membacanya lebih dalam dan memahami artinya.
Di dalam novel ini menceritakan sebuah sekenario sejarah yang luar biasa dimana seorang yang menjadi tokoh aku melihat dan menyaksikan venomena dimana terjadi pembunuhan masal di era 1965-1966. Pembantaian ini merupakan pembantaian terkejam yang pernah ada menurut tokoh aku. Tokoh aku melihat peristiwa itu sebagai hal yang tidak masuk akal, ia merasa beruntung bisa melakukan perjalanan ulang-alik, antara dunia nyata yang direkam dan “dunia kabut” yang ia ciptakan sendiri. Dengan bekal keliping dari kakak perempuanya. Semua menuntut balas akan kematian yang dialami.
Walau berbentuk keliping, kehadiran cerita dari koran bukanlah tempelan dan terkait erat dengan pembatasan fikta-fiksi. Bisa diketahui bahwa pembunuhan masal di picu dengan berita sensasional yang mengabarkan peristiwa di Lubang Buaya yang kemudian terbukti tidak pernah terjadi. Cerita tentang perwira yang matanya di cungkil, di sayat – sayat pisau, dipotong kelaminya, sama sekali tidak benar. Seperti dibuktikan oleh “visum et repertum”. Tapi fikdi ini sudah sejak lama dan di pegang sebagai fakta, dan juga alasan yang membuat mereka bertindak. Berita  surat kabar itu termasuk fiksi, tapi sekaligus fakta untuk mengerakan yang memicu orang bertindak. Semuanya tidak dapat di bedakan sebuah fiksi-fakta/fakta-fiksi, yang membuat orang mengalami ganguan trauma pada dirinya, kita tahu bahwa kita tau. Seperti halnya seperti pembahasan kematian munir yang tidak pernah selaesai atau penembakan Aktifis mahasiswa Trisakti dan Samanggi I-II yang hingga saat ini belum terungkap.
Pada novel ini kabut dijadikan sebuah objek untuk keliar dari semua masalah yang ada, bukan semakin masuk tapi menyadari dalam mencerna ( tidak akan selalu sukses) apa yang dilihat, didengar atau dialami. Strategi novel ini yang menghadapi kenyataan lewat kabut, kegilaan, dan ketidak jelasan di perkuat dengan gambaran tentang Rajapati, “mahluk purba haus darah yang menikmati pencabutan  nyawa dalam penyiksaan.” Apa yang di maksutkan dalam novel ini sangat sulit untuk di pahami, membituhkan keuletan yang tinggi dengan keseriusan yang kan membuat pembaca memahami kata demi kata, dan kalimat demi kalimat.   Dalm novel ini kematian menuntut balas menjadi hal menarik untuk di baca, dalam sinopsi yang ada di kover buku bagian belakang telah terdapat kata yang membuat orang penasaran akan buku ini. Mengingat kembali saat inggin membaca buku ini, ada sinopsis yang selalu membuat penasaran pembaca aeal.
“seorang pembobol bank masuk penjara, dan membaca kliping koran peristiwa 1965. Namun ia hidup di berbagai dunia, dari mistik sampai politik, dari cinta sampai bencana, dari yang masuk akal sampai kedalam suatu kegilaan...’
“ Dengan buku ini, Seno menawarkan gaya penulisan untuk mengungkapkan bagaimana menyelaraskan sebagian dari bunyi – bunyi sumbang ke dalam rangkuman dunia tanpa melupakan bahwa hidup ini sesungguhnya kocak, acak, dan edan.”
Di sini menjelaskan kalatida merupakan sebuah novel sejarah, ketika seorang yang tak menyukai buku sejarah bisa mencoba buku ini untuk di baca,  buku yang bagus untuk menjadi pengetehuan tambahan, jangan mau hanya untuk melihat orang bercerita tapi bacalah untukmu agar kamu ikut berletualang didalam lingkaran yang sukar di tembus, dalam suasana haru biru dan kebahagiaan.
“semua yang di tulis. Pasti ada sebabnya, semua yang di buat pasti ada maknanya, jadi jangan lupa baca, karena ketika kita membaca otak akan belajar mendeskripsikan dirinya.

Naskah Film Pendek (RUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER)







AWAS, BARANG BAWAAN ANDA
Karya “Ajeng Dwi Anjani”

   Naskah ini mengisahkan tentang seorang selamet yang teledoran, di saat perjalanan rantauanya ia malah mendapat kesialan, mulai dari kehilangan dompet dan karvis, hingga semua barang bawaanya raib di bawa pencuri. Di sini dikisahkan tenatang dia dari alawal ruang tunggu stasiun, di ruang tunggu stasiun selamet ceroboh dengan tidak mengecek kembali keadaan barang bawaan sehingga dompetnya jatuh dan di ambil oleh pengemis yang sedari tadi dibiarkan olehnya.
  Adegan selanjutnya saat di kereta, dia mulai panik ketika dompet disakunya tidak ada. Petugas karcis yang memintai karcisnya mulai menanyakan karcisnya tapi selamet hanya panik dan berkata maaf pak dompen saya hilanh dan karcisnya ada di dalam. Petugas karvis memarahinya, dengan wajah kesal pada selamet dan berkata jika tidak punya tiket ngaj usah naik kereta mas.
  Adegan di kereta di kereta siang, dia yang malang meratapi hilangnya dompet dengan melihat ke arah luar jendela dengan sebuah pemandangan persawahan, tanpa sadar ia terlelap dalam tidur. Tanpa sadar di waktu yang sama datang pereman dan melucuti barang. Milik selamet yang sedang terbawa mimpi.

Di kereta sore, selamet terkejut ketika petugas karcis 2 membangunkannya, ia binggung karena tasnya tidak ada dan bertanya pada petugas karcis, hingga akhirnya petugas karcispun memberi arahan bahwa di gerbong sering kali ada kehilangan, dan selamet hanya bisa menyesali dirinya yang ceroboh. Kemudian di stasiun kereta sore selamet hanya berjalan lontang lantung dengan baju, celana dan kaus kaki yang tersisah dari penjarahan di kereta.
 Adegan terakhir di sebuah angkringan, pengemis stasiun kereta sedang membayar nasi, gorengan, dengan minuman yang ia nikmati dengan mengunakan uang selamet yang ia temukan di stasiun dengan mengeluarkan dompet selamet.

Dari teks ini terlihat sekali bahwa tokoh utama yang bernama selamet adalah orang yang ceroboh, karena kecerobohnanya membuat ia kehilangan segalanya, sayang kejadian di awal saat dompetnya hilang tidak membuatnya tersadar, malah hanya merasa iba merenungi nasib dompetnya, hingga akhirnya barang lainnya lun menyusul pergi meninggalkanya raib tanpa ada sisah. Naskah ini saya Ambil dari buku terbitan UNSTRAT Langit, Langit, Langit. Menarik selain menjajahkan cerpen di buku ini ternyata ada naskah yang bisa di baca. Dan naskahnya bagus – bagus bisa di gunakan untuk memberikan sebuah arahan untuk pembacanya agar tau maksud dari naskah, seperti halnya teks inu yang berjudul, AWAS, BARANG BAWAAN ANDA, dari judul ini kita dapat meraba kalo ornag yang ada di dalamnya ini seperti apa alurnya dan apa yang inggin di ceritakan pengarang itu sampai kepada pembaca. Amanah dari naskah ini adalah, “ jangan ceroboh, karena kecerobohanmu akan membuat dirimu menyesal, ketika kamu mengalami sebuah kecerobohan, jangan masuk ke kecerobohan selanjutnya, mencobalah untuk memahami kondisi dan cobalah untuk lebih berhati – hati.

puisi (Tugas UAS)


Puisi
KELOPAK CINTA BIDADARI
       Penulis: Abdul dkk
Editor: Tim Laditri Karya
Layouter: Tim Laditri Karya
Desain Sampul: Tim Laditri Karya
Cetakan 1, 2018

Diterbitkan oleh:
CV. Laditri Karya
Jl. Seminung No. 912B Air Paoh, Baturaja, Sumatera Selatan
Email: Redaksi.Laditrikarya@gmail.com
Website: Laditrikarya.com dan Buku.laditrikarya.com
Fanspage: Laditri Karya
Instagram: @Laditrikarya & @Penerbitsumsel
WA Redaksi: 085767045833
Kelopak cinta bidadari, adalah antologi dari Komunitas Sang Penari Pena Indonesia. Antologi ini bertujuan untuk mempererat sistim keangotaan yang telah terbangun, komunikasi yang baik dan pastinya untuk mengapresiasikan karya setelah berlama lama bercengkrama dengan puisi. Ada beberapa angota yang menyertakan puisinya di komunitas ini. Dan disini saya akan menceritakan puisi demi puisi yang ada dalam buku ini. Disini saya akan mencoba mengambil beberapa puisi untuk di analisi. Dan di riview. Ada 10 judul puisi yang saya ambil untuk saya riveaw. Abdul Gofur - DOA SEORANG SANTRI, UNTUK IBU YANG DICINTAI, Aditya Ramadhan - JASA IBU TAKKAN BISA KU BALAS, Ahmad Muhaimin Nurrudin - ENGKAU PELITAKU, Ainayya Nurul Azzahra - IKHTIAR SANG IBU, Aizha Nouva - MENJIARAHI MASA LALU, Alaina Khurul Ain – IBU, Aly Syihab - BELAJAR KEPADA IBU, Amila Nurjanah - RINDU INI MILIKMU, Apri Kuncoro (Apipi) - BIDADARI SEJATI DUNIA, Ardiana – IBU.


Abdul Gofur - DOA SEORANG SANTRI, UNTUK IBU YANG DICINTAI
 Dalam malam yang sunyi berbalut sepi
Aku tengah berdoa memohon kepada-Nya
Agar ibuku yang selama ini kusayangi
Diberikan tempat ternyaman di Sisi-Nya
  Sepengal puisi ini menceritakan penulis sedang berdoa di sepertiga malamnya. Disini ditandai dengan baris pertama. Bahwa penulis ingiin mengatakan jika ia sedang berdoa memohon agar ibunya di tempatkan di tempat yang terbaik. Penulis ingin mengisahkan  sesosok ibu yang telah pergi darinya, dia ingin menceritakan bahwa doa anak yang soleh akan selalu tepanjatkan untuk ibunya, disini juga penulis mengisahkan keinginan ibunya agar dia menjadi seorang santri yang kelak akan menjadi ulama untuk memperjuangkan agamanya.
Puisinya sangat bagus, puisi ini sangat menginspirasi bagi saya karena menurut saya sebuah pemaknaan puisi tidak bisa hanya sebuah kata sederhana tapi dengan kata yang luar biasa. Penulis sangat menempatkan pembacanya pada sebuah posisi bahwa hakikatnya seorang anak itu adalah harus bisa mendoakan orang tuanya terutama ibunya.
Aditya Ramadhan - JASA IBU TAKKAN BISA KU BALAS
Doamu selalu menyertaiku
Tak ada yang lebih hebat darimu
Tak ada yang lebih keramat kutukanmu
Karena surgaku ditelapak kakimu
Dari sini dapat menjelaskan bahwa seorang ibu itu adalah doa yang tidak pernah bisa lepas, ibu adalah sesosok yang selalu berdoa untuk anaknya, dan disini pengakuan bahwa memang tidak ada yang lebih hebat dari sesosok ibu, ketika ibu sudah mengutuk maka kutukan itu akan menjadi kenyataan. Dan disini penulis menerangkan jika ibu adalah sebuah surga berjalan yang ada sangat dekar dengan kita.
 Menijau dari segi isinya, puisinya membuat pembaca sadar, karena puisi ini mengisahkan sebuah nasihat. Dan nasihat secara berkala tiap baitnya. Puisi ini sangat berkesan dan memiliki pesan mendalam untuk pembacanya.
Ahmad Muhaimin Nurrudin - ENGKAU PELITAKU
Ibundaku terimakasihku padamu
Engkaulah jalan surga hidupku
Pemberi kenangan indah di duniaku
Dalam doamu bahagiaku
Bait puisi di atas mewakili perasaan saya kepada seorang ibu, menurut saya ibu merupakan permata indah yang ada didunia. Ketika nama ibu tersemat dihati maka cinta ibu akan tulus sampai kapan pun, di sini penulis menjelaskan jika ibu ada di dalam hatinya, kebanggaan yang dulu itu dapat ia dapat dari ibunya, ibu itu selembut kapas yang tak akan mengores hati anaknya, ibu sebagai pelindung lentera kehidupan dan jalan hidup untuk menuju surga.
Ainayya Nurul Azzahra - IKHTIAR SANG IBU
Doa harapmu tergambar dalam di atas sebuah pengorbanan
Doa terpanjat tuk sang anak
Doa harap tak henti terpanjat
Langit, dengarkanlah dao ibuku aku bangga padanya...
 pada IBUKU
di sini penulis ingin menceritakan bahwa seorang ibu adalah doa bagi anaknya, seorang ibu itu adalah kata - kata yang sudah tidak lagi sedikit.  Ibu itu adalah gambaran kebaikan yang tak pernah lelah untuk anaknya selalu hadir selalu ada dan tidak pernah mengeluhkan anaknya.
Puisinua bagus,  dan sangat berkesan beakna mendalam untuk pembaca. Puisi ini sangat menyeluruh dan memberikan kita gambaran tentang sesosok ibu.
Aizha Nouva - MENJIARAHI MASA LALU
Sesal atas nakalku padamu
Melinang basah, meresah padu
Menyata kenangan masa lalu
Menggema doa satu demi satu
 Puisi ini menceritakan penjelajahan ingatan kemasa lalu, ketika seorang anak yang bermanja kepada ibunya, di sini ada ungkapan penyesalan atas semua yang pernah terjadi seorang anak nakal. Ibu itu diceritakan seorang penanggung jawab atas anak yang telah dilahirkan.
Sangat rekomendet untuk mengingatkan kita tentang rasa ibu yang dulu pernah kita alami.
Alaina Khurul Ain – IBU
Ibu...
Aku ada karena perjuanganmu
Aku bisa karena motivasimu
Dan aku berhasil karena doamu
Puisi ini mengingatkan kita tentang sosok ibu yang selalu ada di tengah keluarga, dia selalu membuat kita berada pada suasana skedamaian yang memukau untuk selalu di inggat, walau kadang kita sedikit geram karena di larang melakukan sesuatu, tapi ibu lebih tau dari diri kita. Apa yang terbaik di dunia ini.
Komenya udah di wakilin dari atas, jangan lupa baca bukunya biar masuk ke sensasi ketika mengenang ibu.
Aly Syihab - BELAJAR KEPADA IBU
Kepada ibu aku belajar
Mensyukuri nikmat dan kasih sayang Tuhan
Membaca dan menelusuri relung-relung qalbu
Serta menafsiri berbagai kehidupan
Dalam puisi ini adalah sebuah peroses ketika seorang anak kecil, dimanaereka lebih banyak belajar dari seorang ibu, ibu memanglah guru pertama dalam hidup kita dimana dia menyimpan semua memori yang ada pada dunia untuk bekal bagi anaknya. Mengajari dengan tekun, teliti, dan memberi kita sebuah ruang untuk selalu belajar dari seorang ibu.
Puisi ini menarik juga, dan di sini saya mendapatkan jawaban atas sebuah pertanyaan bahwa sebenarnya guru pertama dalam hidup itu adalah orang tua, dimana ketika ibu berusaha melahirkan anaknya, itu adalah proses panjang dari kehidupan. Jadi disaranin untuk pembaca yang ingginembaca bukunya di persilahkan.
Amila Nurjanah - RINDU INI MILIKMU
Ibu rindu ini milikmu
Mengapa kau pergi meninggalkanku
Andai engkau tau rindu ini tak mau menunggu
Kenangan indah bersamamu ibu
Di puisi ini terlihat sesosok anak yang sangat merindu ibunya, sesosok yang tidak bisa melihat lagi ibunya, sesosok yang sekarang menangung bebannya sendiri, dan dia merasa tidak sangup akan beban itu. Dia teringat kalau seorang ibu pasti akan menguatkannya jika dia masih ada.
Jangan lupa untuk membaca karyanya, saya sebagai anak rantau sangat senang membaca ini, ketika saya membacanya maka saya akan ingat kepadaa sosok malaikat dunia yang berada di sebrang sana.
Apri Kuncoro (Apipi) - BIDADARI SEJATI DUNIA
kTiada untaian kata yang mampu untuk melukiskan
Tiada pena yang sanggup untuk menggambarkan
Sebuah ketulusan cinta yang istimewa
Ibu kaulah bidadari dunia
Di dalam puisi ini mengambarkan seorang anak yang sudah tak tau bagaimana caranya untuk mengungkapkan kebahagiaanya terhadao sesosok ibu disampingnya. Dia mennganggap. Ibu itu adalah seorang bidadarinya dunia. Dan tidak ada kata lain lagi yang akan bisa meringkas kenyataan yang ada.
Puisinya bagus, di era modern masih banyak yang mau menulis dan pemirsa boleh baca. Karena komen saya sudah habis.
Ardiana – IBU
Apa pun yang aku lakukan saat ini
Tak akan bisa membalas semua perjuanganmu
Tapi, aku berharap apa yang aku lakukan ini
Dapat membuatmu bangga kepadaku.
Di dalam puisi ini adalah ucapan terima kasih pengarang kepada ibunya, di mana ia yang telah beranjak dewasa memulai kegiatan - kegiatan yang akan membuat ibunya bangga. Di dalam puisi ini penulis menceritakan sebuah keinginannya untuk membahagiakan sosok ibu yang selama ini selalu ada di untuk dirinya.
Sudah tidak bisa berkomentar, setiap karya pasti ada nasihat, dan kunikan tersendiri, di lebihkan lagi dalam bidang puisi yang penuangan secara singatnya itu akan membuat pembacanya meraba – raba apa maksud dari puisi ini. Kenapa kok bahasanya begini, apa maknanya dan apa yang inggin di tuangkan pengarangnya.
Ini hanyalah hasil yang sangat sedikit dari buku ini, sebenarnya masih banyak dan kungkin semua kata2nya saja yang berbeda tapi secara simbol, maknanya bida sama. Deorang ibu itu adalah segalanya, seorang ibu yang berjuang dari melahirkan sampai sekarang. Perjuangan seorang ibu sungguh luar biasa.

pesan : Semua buku adalah ilmu, ketika kots tepat memposisikan diri maka semuanya akan membuat kita bahagia.

CERPEN (TUGAS Ujian Akhir Semester)

Cerpen
Judul      : Langit, Langit, Langit
Penerbit : UNSTRAT
Tebal     : 64 halaman
Disaat putra-putri bangsa mulai enggan untuk berekspresi dalam dunia sastra, para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tetap berjuang menghidupkan kesasteraan di jiwa para generasi muda Indonesia. Pada tahun 80an kumpulan para mahasiswa UNY pecinta sastra sering mengadakan forum yang bertekad menghidupkan sastra dan teater dikalangan mahasiswa UNY, salah satu pelopornya adalah bapak Sumitro A Sayuti dimana beliau sekarang adalah guru besar Fakultas Seni dan Bahasa UNY. Berawal dari acara mengenang Chairil Anwar para sastrawan-sastrawan UNY berekspresi melalui karya-karya mereka dan mementaskan kemampuan mereka dalam bersastera dan berteater, hingga pada akhirnya berdirilah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UNSTRAT yang diresmikan pada 12 Oktober 1984.
   Melalui UKM UNSTRAT inilah mahasiswa dan mahasiswi UNY menyalurkan ilmu, bakat dan minat mereka dalam dunia sastra dan teater. Berbekal dari ilmu pengetahuan dan pengalaman, para mahasiswa UNY saling menularkan ilmu pengetahuan kepada teman-teman mereka, hingga dalam perkembangannya UNSTRAT tidak hanya berkonsentrasi dalam dunia sastra dan teater saja, bahkan UNSTRAT telah merambah ke dunia sinematografi. https://senijogja.wordpress.com/2012/10/27/unstrat-uny-perjuangan-pelestarian-budaya/
Buku ini saya terima setelah saya membaca puisi dalam acara pengenalan UKM di universitas negri yogyakarta. Setelah beberapa waktu saya membaca karya ini saya semakin tergerak untuk menuangkan hasil analisa saya kedalam blog membaca saya. Yang gunannya untuk memenuhi tugas membaca sastra. Dan mengantisipasi hilangnya inggatan tentang buku buku yang telah saya baca.
1. Lingkaran Setan (Aulia Assita)
   Cerpen ini bercertia tentang sebuah persahabatan yang erat. Yang sangat menarik disini adalah kisah persahabatan yang berbuah cinta. Emily yang di gambarkan sebagai seorang yang menyukai sahabatnya sendiri. Emily merasa marah dengan ketiga sahabatnya karena ia mengangap mereka telah membocorkan semuanya. Karena mereka sahabat yang ia sukai tau mengenai perasaannya. Disini Emily marah besar kepada tiga sahabatnya, Alex, Valerie, Mike, dan satu orang lagi sahabatnya wayne sedang tidak berkumpul. Mereka kelihatan marah ketika emily langsung asal bicara mengenai mereka dan akhirnya obrolan mereka tanpa sadar obrolan mereka di dengar oleh seorang yang sedang tidak inggin di temui Emily, Peter seorang laki laki tanpan yang sudah sejak lama di sukai Emily.
   Emily yang selama ini menyembunyikan perasaannya memutuskan untuk menceritakan perasaannya kepada tiga sahabat lainya, tapi keputusannya itu membuat buruk keadaan dimana salah satu dari mereka malah membocorkan perasaanya kepada Peter. Perihal itulah yang membuat sang Emily marah besar kepada ketiga sahabatnya. Setelah kejadian itu akhirnya persahabatan mereka mejadi terjarak Emily dan Peter tidak seperti dulu lagi. Mereka lebih memilih untuk tidak berkomunikasi. Ketiga sahabatnya yang tau tentang mereka akhirnya berinisiatif agar mereka bisa seperti biasanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah Wayne.
             Malam itu para sahabat Emily dan Peter berkumpul, karena Peter tidak mau menjemput Emily membuat valerie yang menjemputnya. Sesampainya Valerie dan Emily di kediaman wayne Emely terdiam, seketika air matanya menetes dan ia berlari menjauhi mereka. Ternyata ada kejadian yang tidak inggin di lihat oleh Emily. Saat Emily pergi dan tidak terkejar lagi oleh valerie. Hal ini membuat para sahabat Emily marah pada Peter. Keesokan harinya mike mendapati Emily sedang menangis, mike menvoba membuatnya tidak menangis, disaat itu juga Peter datang dan membuat mereka berdua terdim. Peter berdiri di depan mereka dengan tangan di saku. Piter kemudian mengajak Emily untuk membicarakan sacara empat mata, tapi pembicaraan mereka tidak berlangsung membuat mereka kembali taoi malah semakin jauh. Hal ini membuat ke empat sahabatnya geram, mereka membuat sebuah rencana agar mereka daoat berkumpul lagi. Disini lah ouncaknya ketika pengakuan Peter yang mengejutkan Emily, ternyata Peteroun menyukai Emily tapi karena persahabatan membuatnya untuk bungkam dengan keadaan. Peter telah berusaha menyiapkan segala upaya agar persahabatan mereka tetep berjalan. Tapi semuanya sia – sia persahabatan itu akhirnya kacau karena cinta mereka tak bisa berotasi pada lingkaran setan yang di sebut friedzone yang menghancurkan sebuah persahabatan.
  Ceritanya sangat menarik, cerita yang ikemas dalam cerpen ini membuat saya tidak bosan membacanya, rasa penasaran untuk mebuka buku lebih dalam membuat saya inggin mencoba berkarya lewat cerpen juga, membuat sya termotivasi untuk membuat hal baru selain membuat puisi. Cerpen ini terekomendasi untuk pembaca di dalam ceritanya yang tersirat akan membuat pembaca mengambil pikiran yang lebih jauh dan lebih dalam mengenai apa yang di baca. Di sini menariknya adalah sebuah pesan yang secara tidak langsung di lontarkan, yaitu perasaan akan menghancurkan sebuah persahabatan. Dan dari sini saya sanggat merekomendasi temen – temen untuk membaca cerpen ini.
2. Kemarian (Dengan K Besar) {Permadi Suntama)
      sebuah cerita di temukanya mayat yang tak beridentitan dengan tidak diketahuinya, membuat warga sekitar geger dan tidak tau apa yang harus di perbuat terhadapnya. Akhirnya di sepakatilah untuk mereka. Mereka tidak berani menguburkan mayat itu, mereka berdalih untuk menghilangkan mayat dengan membuangnya. Twpi pada akhirnya mereka memutuskan untuk menguburkanya dengan begitu saja disebuah lahan kosong yang telah ditemuka.  Mereka pergi meninggalkannya dalam tanah yang dinggin dengan tidak ada apapun yang membuat sesosok mayat itu terkubur dengan layak. Para warga meninggalkan tempat itu begitu saja, dwngan perasaan takut mereka meninghalkan sesosok mayat sendirian tanpa teman di dalam sebuah lubang peristirahatan terakhir.
  Pertemuanpun di mulai, seorang mayat yang telah pada ajalnya bertemu dengan seorang mahluk yang tidak dikenalnya. Mulai bertanyalah mahluk ajaib itu, dengan pertanyaan pertanyaan yang terjawab tidak pasti. Sesosok mayat itu tak bisa menjawab apa – apa, dia menjawab dengan rasa bimbangnya. Dengan perssaan yang tidak mengerti, kemudian mayat itu kembali bertanya. Mahluk ajaib itu menjawab seadanya. Sampai pada satu pertanyaan yang tidak di jawbanya. Perakapan antara mahluk ini mengakhiri pada makhluk hidup tidak akan bisa meninggalkan  kematian.
 Cerpen ini memang sangat dingkat, cwrpen yang membuatku penuh tanya dan membuatku inggin selalu belajar dan membacanya agar saya juga bisa membuat cerita saya menjadi lebiha baik lagi, mungkin disini saya tidak inghin terlalu banyak berkomentar karena memang cerpen ini bagus untuk dibaca, dan saya sangat merekomendasikan huku ini untuk di baca.
3. Kartu Pos Berperangko Agonia (Wahyu Sekar Sari)
  Cerpen ini bercerita mengenai orang yang sedang berpindah tempat kerja, disini bercerita tentang pemuda yang berpakaian dinas, rapi, dengan sepatu hitam mengkilap yang di padangi oleh banyak wanita. Disini diceritakan bahwa orang tersebut sedang mendengar percakapan anatara ayah dan anak dengan sebuah  kartu pos ditangannya, seorang bapak yang edang menjelaskan masa lalu yang berakhir dengan tawa.
  Sebuah rasa yang membuat pemuda itu ingat dengan kejadian yang ada di masalalu keluarga ini, keluarga subada yang dulunya kayaraya sekarang jatuh miskin, yang membuat istrinya harus merantau jauh kenegri orang. Sang pemuda kemudian mengetuk pintu rumah yang dirasa seperti tempat tinggal gerobak gerobak kaki lima. Seorang gadis keluar dari pintu dan diam tak menjawabnya, kemudian masuk kembali hingga seorang laki2 yang masih terlihat gagah berdiro di depan pintu. Dia bertanya padaya, apalah dirimu saudagar yang inggin membeli kapal? Pemuda itu terdiam, terkejut dan membuatnya seperti hilang kata – kata. Sesosok orang dengan baju dinas itu masih terpaku mendengar ungkapan orang paruh baya yang membuatnya membisu tak berkata.
    Sampai kepada momen ketika sang pemuda berbicara tentang maksutnya datang kerumah itu. Yang seakan di balas dwngan tamparan keras oleh seorang paruh baya yang berdiri di depanya.pemuda itu tetap berbicara dengan nada perlahan memberi pengertian kepada orang yang ada di depanya. Tetap saja ketegangan terciota antara keduanya, dengan argumenya masing – masing, tanpa ada yang tau apa yang akan terjadi. Orang yang ada di hadapanya tetap bersikeras dengan keadaan.
   Ternyata di balik itu semua ada sebuah alasan mengapa ia bersikeras denngan sebuah pendapat, karena ia telah kehliangan. Seorang rokoh yang mengenakan baju dinas oun tak bisa berbuat apa – apa.
 Cerpen yang bagus, di cerpen ini harus di baca, kita tau kehidupan tidak kan pernah sealalu sama karena roda tu akan selalu berputar sesuai dengan koridormya. Disini adalah amanah dari cerpen tersebut, dan bagian penyelesaiannya sendiri pembaca tidak bisa langsung mengerti karena itu pembaca harus memahaminya secara detile.

4. Pemuda di Balik Syair Senja ( Tanti Deni Masrofah)
Menceritakan sesosok iras yang tidak suka berbicara banyak, dia seorang pribadi yang jika disuruh cepat rangap dan jika pekerjaannya selesai dia akan berhenti, tapi di ebali senja dia akan mulao menyenandungkan syair aneh. Hal ini yang mebuat tetanga tak tenang bahkan sofi yang berada di rumah itu. Sofi telah berupaya untuk menghentikan aksi iras yang aneh. Tapi semua usahanya di abaikan dan tidak di gubris. Hingga suaktu waktu sofi mendengar iras bersyair tetepi dengan syair yang tidak biasa dengan syair yang berbeda. Sofi tidak bisa menahan lagi dia memberanikan diri untuk mengetahui kondisi iray, menanyakannya dan disinilah sofi mendengar Iras berkata ayahku telah membunuh ibuku, ayah kandungku. Sofi mulai merasakan keharuan di dalam cerita iras, sebelum akhirnya ibunya memanggil.
  Saat sofi pergi iras dengan loroh berkata ini giliranmu, selang bebrapa saat iras terperangkap dalam lamunan seketika kelakson mobil membuyarkan lamunanya. Segera ia membuka gerbang. Dan ayah langsung naik pitam di buatnya. Di hari itu pak udin sedang pulang karena istrinya sedang sakit. Di malam yang sunyi sofi kembali mendengar iras bernyanyi. Dangan nyanyian yang tak dimengerti. Nyanyian yang bukan berasal dari tempat biasa iras bernyanyi, tapi suara itu sangat dekat, berasal dari kamar orang tuanya. Sofi beranjak ke kamar orang tuanya di temuilah linangan darah tercecer. Terdengar suara iras, “dialah ayah kandungku yang sudah membunuh ibuku.” Dan setelah itu gadis itu menjerit, dan meninggalkan semuanya seperti senja yang tidak kembali.
Cerita yang sangat menarik, terlebih lagi penulis berhasil membuat ketrgangan untuk pembacanya sehingga cerita yang di baca terkesan enak didengar dan di baca. Cerpen ini akan menjadi rujukan yang sangat bagus dan bisa membuat pembacanya merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar cukup mengerti. Tapi harus paham, dan harus membaca.
5. Sumiar, Mati ( Putri Sari)
     Disini menceritakan sumiar yang sudah gelo, sudah sejak usia 12 tahun ia menjadi gila. Terhitung 10 tahun kegilaanya itu, dia gila karena pernah meludahi tempat imam sholat. Setelah kejadian itu badanya jadi panas dinggin dan tidak bisa bangun selama 7 hari, akibatnya membuat ia pikun dan menajdi kurang waras. Ketidak warasanya itu membuat ia selalu bermain batu dengan anak keciil, wehingga membuat orang tua anak anak itu risau dengan tingkahnya.
    Dia dengan tingkah anehnya selalu membuat orangenjadi sedikit ridih, wetiap hari kerjaannya menyaou jalanan kampung dengan dendaunan kering. Seketika semua anak anak di perintahkan untuk menjauhi sumiar. Karena angapan orang tua sumiar memang sudah di batas ambang pikiran, dengan usianya yang sudah tua membuatnya masih bertingkah selayaknya anak usaia 7 tahun. Tak lama setelah dia tak memiliki lahan bermain, di bagian kepalanya tertimouk batu yang cukup besar membuanya semakin gila diatas rata rata. Tapi kegilaanya itu membuatnya mengetahui belang dari desa yang ia tinggali. Dia sering berjalan malam hari, di tengah pematang ia melihat sesuatu yang tadinya di kira burung puyuh, ternyata hanyalah sepasang manusia yang sedang memuaskan birahinya di semak bekukar. Setelah itu sumiar bermain kembali, sesampai pada saat siang hari terlihat sumiar pergi kes suatu sekolah. Inggin rasanya iad bersekolah kembali. Di saat ia memandang pemandangan seru di kelas yang saat seorang perempuan yang berjalan dengan banyak murid laki laki, tidak dengan buku tapi melainkan dengan tangan yang berutal meraba. Pandanganya agak lama karena ia tak pernah melihat kejadian itu. Sesampai saat ada penghapus yang di lempar di sebalik kaca.
 Sumiar terus berjalan menyusuri pematangan sawah, hingga pada saat itu dilihatnya 3 orang yang gagah, sedang mengeroyok desorang yang tidak jelas jenis kelaminya. Dia melihat sampai mayat orang tersebut habis terbakar tak bersisah. “andai aku tak dianggap gila, pasti sudah ku laporkan polisi kata sumiar,” air matanya menetes tak lebih dari 3 tetes. Dia melanjutkan rutinitasnya dengan sapu, srek..srek srek.. kita2 pukul 3 dini hari ada yang sudah sangat terusik dengannya. Yang pada akhirnya sumiar tinggalah nama.

Cerpen yang cukup dramatis, ketika sebuah cerpen di muat dengan nuasa pesikologi. Seolah olah mebuat pembacanya masuj mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi pada tokoh. Di judul awal yang menjelaskan bahwa cerita ini berkaitan dengan kematian. Membuat pembaca penasaran dengan apa yang akan terjadi pada ceritanya bagaimana jalan ceritanya, dan apa yang inggin disampaikan penulis. Saya sangat rekomendet dengan cerpen ini. Karena pembawaanya bagus, dan bis amembuat pembacanys masuk keranah pembelajaran.

6. MINGI (Endah Setiawati)
Cerpen yang menceritakan tentang bayi yang cacat ketika lahir, perjuangan kedua orang tuanya untuk tetap mempertahankanya hidup harus membuat penderitaan di hadapanya, sesosok bayi yang telah tumbuh dewasa ini bertanya akan kebenaran prihal orang tuanya. Ketika itu di ceritakanlah mengenai mitos pada suatu daerah yang mengharuskan bahwa bayi MINGI adalah sumber kutukan, mereka membunuh semua bayai yang cacat dan tidak memberi kesempatan untuk tetap bertahan.
 Tapi keteguhan orang tua dari bayi ini membuatnya kehilangan orang tuanya.  Orang tua yang mengorbankan semuanya demi anak yang sangat mereka idam idamkan. Dan ekarang anak itu bertanya “apakah aku anak pembawa sial papa?”
Cerpen ini adalah cerpen yang paling singkat diantara yang lain, cerpen ini terkesan menarik lebih dari yang lain. Di dalam cerpen ini terdapat kalimat yang eolah olah membutuhkan seorang pembaca untuk mengetahui akhir dan awal dari ceritanya.


“setiap karya pasti ada kelebihan dan kekurangan, tapi bagiku kekurangan itu tak kan berarti, karena kelebihan dari sebuah karya itu adalah kita sendiri yang menilainya, nilai kelebihan jangan lihat kekurangan, karena manusia tak kan bisa lebih, menusia hanya hisa mencoba untuk baik, dan manusia tak luput dari waktu.” ( Ahmad)

NOVEL ( Tugas Ujian Akhir Semester)

Novel Judul         : KALATIDHA Karya.      : Seno Gumira Ajidarma Penerbit  : GRAMEDIA Cetakan 1 : januari 2007 Cetakan 2 : februar...